Lihat ke Halaman Asli

Kritik

Diperbarui: 30 Juni 2016   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu aku selalu memberikan kritik atas dasar kebencian. Aku tak pernah memahami apa sebenarnya tujuan dari kritik tersebut. Kini aku sadari bahwa kritik tujuannya untuk mengontrol dan membangun objek kritikan tersebut menjadi lebih baik. Seperti kata Pram “Didiklah pemerintah dengan kritikan”, terlihat jelas bahwa kritikan sangat urgen dalam proses perkembangan objek kritikan. Ada satu hal yang juga penting, memberi kritik wajib menggunakan akal bukan menggunakan perasaan. Sebab kritik harus melekat objektivitas didalamnya. Kritik yang menggunakan perasaan akan berbentuk subjektif dan tidak akan maksimal dan efektif. Jadi gunakan lah akal supaya pemberi kritik tak dibutakan oleh perasaan.

Satu hal lagi. Objek kritikan juga wajib memahami apa tujuan dari kritik. Banyak orang yang anti kritik dikarenakan memasukkan segala ucap kata kedalam perasaannya. Hal ini tentu tidak benar. Dia harus memahami bahwa kritik tujuannya untuk mengontrol dan membangun dirinya menjadi lebih baik. Orang-orang yang anti kritik harus segera berubah dan sadar, kalau tidak, dia harus melepas jubahnya dan segera turun dari tugasnya. Kalau bisa lemparkan dan jatuhkan atau turunkan. Baik itu pemerintah, dosen, guru, mahasiswa, dan lain-lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline