Lihat ke Halaman Asli

Dosa Akut Remedial Teaching

Diperbarui: 25 April 2017   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : http://www.huiswerkbegeleidingprinsenbeek.nl/motivatieonderzoek

Bukan hal tabu bagi siswa-siswi Indonesia mendengar kata-kata remidi. Remidi sering kali menjadi penghalang siswa-siswi Indonesia untuk meraih masa liburnya semisal ujian akhir semester. Istilah yang kita kenal dengan program pebaikan nilai ini sering jadi dalih pembenaran di kalangan siswa-siswi. Ketika sebuah nilai mata siswa-siswian berada di bawah standar yang ditentukan, maka solusi yang disediakan adalah remidi.

Tapi taukah anda maksud dari remedial teaching sebenarnya?

Dalam modul materi pokok pengajaran remedial dan pengayaan Bahasa Indonesia oleh Bistok A. Siahaan dkk mengemukakan bahwa arti remedial adalah menyembuhkan, mengobati, membetulkan atau membuat menjadi lebih baik. Konteks remedial di sini lebih tertuju kepada indiividu yang melakukan remidi, bukan nilai mata siswa-siswiannya. Remedial teaching adalah suatu pembelajaran tambahan bagi siswa-siswi guna meningkatkan kualitasnya yang belum memenuhi indikator pendidikan. Bukan malah remedial ditujukan untuk memanipulasi hasil belajar siswa-siswi.

Di Indonesia sudah menjadi salah kaprah akut ketika istilah remidi “disalahgunakan” sebagai dalih perbaikan nilai. Malah terkadang dipakai sebagai bukti syarat guru untuk ngaji (ngarang biji). Dikarenakan hasil nilai ujian yang jeblok, pengajar seolah-olah menutupi kegagalannya dalam mengajar siswa-siswi. Imbas parahnya adalah ketika siswa-siswi melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Efek domino yang ditimbulkan malah membahayakan siswa-siswi tadi dan mengakibatkan dia semakin tertinggal dari teman sekelasnya.

Kesalahan seperti remedial teaching ini bukan satu-satunya kesalahan yang mendarah daging di Indonesia. Kesalahan yang disebabkan oleh kultur dari guru-guru pendahulu yang mengartikan remedial teaching sebagai perbaikan nilai, semestinya perbaikan kualitas. Mari pengajar Indonesia menuju pengajar yang cerdas dengan lebih memperdulikan kapasitas anak didiknya. Buatlah mereka bangga dengan kemampuannya maka dengan begitu anda akan bangga pula sebagai pendidik mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline