Lihat ke Halaman Asli

Robby Nur Awaluddin

Guru SMPN 1 Cibalong, Garut

Jangan Abaikan Fitur WA Ini! Guru Dapat "Menghipnotis" Siswa sehingga Pembelajaran Daring Lebih Hidup

Diperbarui: 5 Maret 2021   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran daring antara guru dengan siswa tak terasa sudah berlangsung lama sejak adanya pandemi covid-19. Dalam melaksanakan pembelajaran daring, banyak guru menggunakan WA (WhatsApp) grup sebagai media atau tempat untuk melangsungkan kegiatan.

Tahukah Anda bahwa ada salah satu fitur WA yang sering diabaikan namun ternyata dapat "menghipnotis" siswa sehingga pembelajaran daring lebih hidup atau aktif?

Izinkan saya bercerita sedikit tentang pengalaman mengajar selama pandemi berlangsung dengan menggunakan WA grup.

Pengalaman yang saya rasakan mungkin dialami juga oleh banyak guru di Indonesia. Keadaan dimana dari minggu ke minggu semangat siswa terus melemah dalam mengikuti pembelajaran daring. Jika dibiarkan tentunya hal tersebut akan menjadi masalah yang cukup serius, sehingga perlu strategi untuk mengembalikan semangat belajar yang terus menurun.

Penasaran dengan apa yang terjadi, saya berpikir untuk mencari jalan keluarnya.

Pada suatu hari tanpa sengaja saya melihat Pimpinan saya (Kepala sekolah) yang sedang menggantikan seorang guru yang tidak dapat mengajar pada hari itu. Pimpinan saya menggunakan fitur WA yang mungkin bagi sebagian guru tidak terlalu penting untuk digunakan, namun pada kenyataannya penggunaan fitur tersebut dapat menyulap kondisi pembelajaran daring menjadi ramai dengan siswa yang lebih proaktif dalam belajar.

Tahukah Anda, Apa Fitur itu?

Fitur yang dimaksud adalah Emoji atau Emoticon.

Awalnya memang saya pribadi tidak begitu menghiraukan penggunaan emoticon seperti "Like", "Smile", dan sebagainya; namun setelah memperhatikan suara (nada) dering pesan WA yang tak ada hentinya dari ponsel Kepala sekolah membuat saya semakin penasaran dan ingin mencoba meniru metode beliau dalam mengajar.

Hingga tibalah saat dimana itu adalah jadwal saya melaksanakan pembelajaran daring.

Dengan menggunakan strategi belajar yang telah disiapkan sebelumnya, saya mengarahkan pembelajaran ke inti kompetensi yang harus dimiliki siswa pada sebuah kompetensi dasar menggunakan pertanyaan atau masalah yang perlu diselesaikan menggunakan nalar siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline