Lihat ke Halaman Asli

Robbi Gandamana

TERVERIFIKASI

Ilustrator

Pemerintah Nggak Becus Mengatasi Kelangkaan Minyak Goreng, Haruskah Ada Gerakan Bawah Tanah?

Diperbarui: 21 Maret 2022   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto : sumbar.inews.id

Bagi bangsa Indonesia, minyak goreng itu sudah masuk kebutuhan pokok. Jadi, konyol kalau ada orang yang mengajak untuk tidak membeli minyak goreng. Maksudnya memerangi penimbun minyak goreng tapi malah menyiksa diri. Raimu rembes.

Ajakan itu oke-oke saja bagi yang punya skill membuat minyak goreng alternatif. Tapi nggak cocok bagi kita-kita rakyat jelata  yang hidup dengan jelantah.

Sesuatu yang sudah jadi peradaban akan sulit untuk dirubah. Satu dua hari mungkin bisa hidup tanpa minyak goreng, tapi setelah itu kamu akan uring-uringan. Sakaw berat. "Swemprul, bendino kok mangane endog godok, tempe godok, karak godok.."

Perokok pun jika rokok langka dan harganya melambung tinggi, tetap akan beli. Ya'opo carane. Nek gak ono, nang dalan-dalan akeh wong bludrek, kudu gelut ae. Gak ngerokok sedino ndes.

Kita nggak hidup di zaman neolitikum. Makanan zaman sekarang di negeri ini lebih banyak yang pakai minyak goreng daripada yang tidak. Kecuali kalau kamu memang hobinya poso mutih. Sing dipangan telo, kertas, gamping..monggo-monggo saja.

Penimbun minyak goreng memang bajingan, tapi solusi tidak membeli minyak goreng itu ndlahom. Kita hanya bisa membatasi penggunaan masakan yang pakai minyak goreng. Lebih sering  membuat makanan yang digodok atau dikukus. Nek kolu yo dipangan mentah ae.

Sebagai rakyat jelata, andalan kita itu cuman pemerintah. Apesnya, pemerintah lembek jaya. Ngatasi minyak goreng langka ae gak becus. Pemerintah cap opo iki. Sampai saat ini harga minyak goreng naik seratus persen lebih. Dobolll.

Apakah harus ada semacam organisasi bawah tanah yang ngurusi penimbun dan sejenisnya yang membuat sembako langka. Mereka bergerak kalau pemerintah sudah melambaikan tangan nggak bisa ngatasi.

Saya rasa organisasi semacam itu perlu ada. Karena dalam soal timbun menimbun sembako, pemerintah nggak bisa diandalkan. Bisa jadi karena terlalu banyak oknum pejabat yang bermain. Minyak goreng langka itu aneh bagi negeri sempalan surga yang kaya dengan bahan pangan ini.

Maka anggota yang cocok untuk organisasi ini adalah preman yang sudah tobat, debt collector yang alim, aktivis sosial yang kebal suap, mantan hansip yang tahan nggak tidur beberapa hari. Karena disiapkan untuk menghadapi penimbun yang licik kayak luwak dan licin seperti belut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline