Lihat ke Halaman Asli

Robbi Gandamana

TERVERIFIKASI

Ilustrator

Apa Hak Fauzi Bahar Mengharamkan Gus Yaqut Datang ke Tanah Minang?

Diperbarui: 10 Maret 2022   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : topsatu.com

Fauzi Bahar ini Nabi atau Wali ya, kok bisa-bisanya mengharamkan Menag atau Gus Yaqut menginjakan kakinya di tanah Minangkabau. Iblis yang membangkang Allah saja bebas menginjakan kakinya kemana pun dia suka. Mau ke Minang, pulau mBali, mBantul..monggo saja.

Nggak bisa kita bermain sebagai Tuhan, mengharamkan manusia menginjakan di suatu kota atau tempat. Gus Yaqut bukan anjing pembawa najis. Apalagi anjing pun boleh datang ke tanah Minang.

Gus Yaqut salahe opo se? Dia hanya menganalogikan KONDISI suara yang berlebihan yang bisa mengganggu. Bukan menganalogikan OBYEK, suara adzan dengan suara anjing. Ini pemahaman sastra sederhana. Jadi jelas Menag tidak menyamakan adzan dengan gonggongan anjing. Ya'opo se rek.

Aneh nggak sih kalau seorang Gus Yaqut yang berlatar pendidikan agama (Islam) yang kuat, menistakan adzan yang syakral bagi agama Islam.

Kadang kita tidak bisa menyimpulan kalimat hanya sebatas harfiah. Ada kalanya kalimat harus dipahami sampai ke akar kata dengan hati yang jernih tanpa sentimen perbedaab sekte atau beda pilihan politis. Nggak aku bahas panjang lebar karena sudah aku tulis kemarin di sini.

Nggak bisa kita seenaknya mengharamkan manusia karena kesalahan yang tidak tahu bahwa yang diucapkan itu salah. Kita tidak menginginkan melakukan kesalahan yang tidak disengaja. Tapi kok ya tetap saja melakukannya.

Ada kalanya kita lalai dan atau apes. Dan itu banyak penyebabnya, apa itu karena kecapekan, sedang banyak pikiran, nggak mood, nervous, atau yang lain. Sehingga ketika dipaksa bicara akan kacau dalam menyusun kalimat. Omongane pating pecotot.

Bagiku Gus Yaqut nggak salah. Mungkin salah bagi orang kolot, karena pemilihan diksi yang kurang tepat. Masyarakat sedang gampang uring-uringan. Apalagi soal agama. Ngilangnya minyak goreng di pasaran berimbas pada kehidupan seks yang menyebalkan. Opo hubungane? embuh gak eruh.

Jadi, aku pikir statement Fauzi Bahar itu offside alias berlebihan. Apalagi sampai menyuruh Menag minta ampun dan tobat segala. Kok lutju ya. Seolah-olah Fauzi Bahar itu bapaknya Gus Yaqut. Adza adza ajza dwech ach.

Monggo-monggo saja kalau Fauzi Bahar mengharamkan Gus Yaqut datang ke rumahnya. Itu hak dia untuk menolak orang yang tidak diinginkan yang akan membuat najis properti pribadinya. Tapi di area publik, nggak bisa seperti itu. Dia nggak punya hak melarang orang untuk mendatangi suatu kota atau daerah. Semua ada mekanisme hukumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline