Lihat ke Halaman Asli

Robbi Gandamana

TERVERIFIKASI

Ilustrator

Ingat Lupa, Ingat Palu

Diperbarui: 15 Juli 2019   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

inlifehealthcare.com

Punya teman pelupa itu meriah. Selalu ada kisah konyol akibat pelupanya itu, walau kadang kasihan juga. Menghangatkan sayur lupa, sayur satu panci hangus, gosong jadi intip. Padahal itu sayur favoritnya.

Punya barang nggak pernah awet, selalu hilang. Orang tuanya yang tiap kali dicurhati anaknya yang pelupa, mumet ndase. Biasane wong tuwane cuman ngomong, "Nek pelimu iku iso dicopot, paling wis ilang ket mbiyen..!"

Pasti konyol kalau itu benar-benar terjadi: kehilangan peli alias penis. Terus dia pasang iklan kehilangan di koran:

"Telah hilang sebatang penis dengan ciri-ciri sbb: warna hitam mangkak, ada bekas luka terjepit resleting, bla bla bla...Kemungkinan besar tertinggal di cafe Nganu, atau terjatuh antara jalan Letjen Suyatno sampai jalan Kopral Jono bla bla bla..Barang siapa yang menemukan penis dengan ciri-ciri di atas harap hubungi nomer bla bla bla...Ada imbalan sepantasnya. TTD, Paimo."

Banyak kisah konyol tentang orang pelupa. Kalau yang pelupa seorang pria, biasanya punya pengalaman pernah meninggalkan istrinya di resepsi pernikahan, pom bensin, atau lainnya. Bahkan sebelum berangkat, istrinya ketinggalan. Dikira istrinya sudah naik di jok belakang motor. Dia baru nyadar kalau istrinya belum naik karena tiap kali ngomong nggak ada tanggapan. Dan itu sudah sampai di tempat tujuan. *tepok jidat*

Ada juga yang diantar kakaknya ke terminal naik bis dari Surabaya ke Malang. Sebut saja namanya Suyat. Kebetulan saat di terminal langsung dapat bis yang mulai berangkat. Tanpa pikir panjang dia langsung lompat masuk bis. Dan bis pun melaju, otewe ke Malang.

Di dalam bis semua mata memandangnya dengan tatapan aneh. Kenapa semua orang menatapku? Memangnya aku ini tivi? tanyanya dalam hati. Saat itu dia berdiri berdesak-desakan nggak kebagian tempat duduk. Penumpangnya berjubel karena saat itu arus balik mudik. Baru setelah memasuki Lawang, kabupaten Malang, dia dapat tempat duduk.

Karena capek berdiri terus hampir 2 jam, dia pun merebahkan kepalanya ke kursi bis. Mak deg! terasa ada yang ngganjel di kepalanya. Ya awohh, pantesan semua orang menatapnya dengan tatapan aneh. Lha wong ternyata di dalam bis dari Surabaya ke Malang dia masih pakai helm. Lupa nyopot. Walhasil, helm kakaknya terbawa sampai ke Malang. Oala Yat Yatt.

Lupa itu menyebalkan. Naruh kunci motor lupa, padahal sudah telat. Dicari kemana-mana nggak ketemu. Dalam kondisi lupa seperti itu rasanya ingin kupukul kepalaku pakai palu. Makanya ingat lupa, ingat palu.

Penyakit lupa itu biasanya kumat saat dalam keadaan banyak pikiran, panik, gugup, kesusu, atau saat dikejar waktu. Saat ngegas motor yang nggak nyala-nyala, uang seratus ribu di genggaman tangan pun dibuang. Karena fokusnya ke motor (tangan yang menggegam uang dipakai untuk ngegas), uang yang mengganjal di tangan jadi nggak terasa. Dan akhirnya uang dibuang begitu saja.

Saking kesusunya seseorang karena dikejar waktu, sampai lupa pakai sempak. Ceritanya dia sedang di toilet, saat asyik masyuk buang hajat lha kok ada yang mengetuk pintu toilet dan bilang kalau dicari boss besar. Dia pun cepat-cepat cebok, pakai celana, dan cabut ke ruang boss. Sedangkan sempaknya yang sudah bolong dan melar itu tertinggal di toilet. Ampun boss.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline