Lihat ke Halaman Asli

Robbi Gandamana

TERVERIFIKASI

Ilustrator

Jujur Saja Kalau Tidak Suka Puasa, Itu Hebat

Diperbarui: 8 Juni 2016   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Iklan sirup Marjan telah ditayangkan, pertanda bulan puasa telah tiba. Bulan penuh diskon pahala gila-gilaan. Diskon susu SGM di swalayan Luwes nggak ada apa-apanya. Maka mumpung puasanya rame-rame, rugi kalau nggak ikutan puasa. Zuukk gaess..

Kalau dicap 'mendadak alim' atau dijuluki 'Islam insidental', cuek saja! Perbanyak makan sayur Rebung biar jadi 'rai gedek', nggak gampang malu. Apa pun yang terjadi tetap ibadah all the way.

Tapi kalau mau jujur, sebenarnya nggak ada orang yang suka puasa. Ngaku aja Mblo. Walaupun alim ulama, kyai, ustadz atau apa pun, kalau mereka jujur pasti akan bilang nggak suka puasa.

Kalau ente pikirannya linear, pasti ngamuk-ngamuk oleh pernyataan di atas. Tapi saya maklum, itulah penyakit kebanyakan orang sekarang : kesempitan. Dikit-dikit teriak "Dajjal!", "Babi kafir!", "Laknatulloh!"

Tenangkan pikiran, ambil nafas, tatap mata saya..

Kenapa manusia nggak suka puasa? Logikanya manusia lebih suka kenyang daripada lapar. Aneh kalau ada manusia yang hobinya lapar. Lapar itu pedih jendral!

Kebanyakan manusia menjalankan puasa karena tergiur oleh pahala yang melimpah  (mayoritas manusia modern level imannya 'pedagang', apa pun ujung-ujungnya urusan jual beli,  laba nggak? aku oleh opo?). Atau terpaksa menjalankannya karena hukumnya wajib.

Jika hukum puasa Ramadhan cuman sunnah, pasti sangat sedikit yang menjalankannya. Lihatlah saat puasa Syawal, sudah diiming-imingi pahala besar (puasa seminggu sama dengan puasa setahun), tetap saja sepi peminat.

Jika pun ada yang mau menjalankan puasa sunnah, itu karena ada maunya : biar cepet jodoh, biar diterima jadi PNS, biar tokonya laris, biar kredit motor nggak ditagih...yo wis ora popo.

Asumsinya, Tuhan memerintahkan puasa karena manusia tidak suka puasa. Kalau manusia sudah suka, ngapain diperintahkan. Dan semua ibadah yang diwajibkan itu sebenarnya tidak disukai manusia.

- Perintah dari Tuhan pasti sesuai dengan fitrah manusia, bermanfaat bagi rohani dan jasmani (dapat dibuktikan secara empiris). PerintahNya 100% untuk kebaikan dan pemahaman manusia, bukan untuk Tuhan, Tuhan nggak butuh itu semua -

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline