Lihat ke Halaman Asli

Robbi Gandamana

TERVERIFIKASI

Ilustrator

Hai Wanita Indonesia, Jangan Jual Martabatmu Hanya Untuk Sebuah Kontes Kecantikan

Diperbarui: 6 Januari 2016   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bangsa timur dikenal dengan bangsa yang santun, ramah dan setia pada adat budaya warisan leluhur. Begitu juga dengan Indonesia, walaupun agama atau ideologi sudah berhaluan Barat atau Arab, mereka akan tetap kembali 'pulang' menjadi orang Indonesia seutuhnya. Sekali tempo mereka 'kesasar' tapi akan ada saatnya mereka kembali ke habitat aslinya.

Pada momen tertentu mereka akan melakukan ritual tradisi nenek moyang yang tentunya sudah dimodifikasi atau disesuaikan dengan keyakinannya yang baru. Misal kalau di Jawa ada mitoni (peringatan kehamilan pada usia 7 bulan), kenduren atau selametan dan masih banyak lagi (aku nggak hafal Mblo..) yang doanya sudah diganti dengan doa Islam atau agama baru lainnya.

Dan yang paling penting adalah orang Indonesia sangat menjaga kesopanan. Di Jawa ada istilah subasita yang artinya unggah ungguh, tatakrama atau sopan santun. Orang yang tidak tahu subasita dikatakan sebagai orang yang degsura atau kurang ajar. Orang yang seperti itu cocoknya hidup di Taman Margasatwa Ujung Kulon sama Badak.

Pada umumnya orang Jawa sopan santunnya sangat tinggi. Terutama di Solo, saat kaki diinjak orang pun masih bilang dengan sopan, 'nyuwun sewu mas...sikil kulo kepidak panjenengan' (maaf mas, kaki saya diinjak oleh anda). Mungkin kalau ditempat lain sudah dibogem mukanya.

Tapi sekarang adat sopan santun mulai luntur di masyarakat. Kita nggak sadar telah 'dijajah' oleh budaya (pemikiran) dari Barat. Dalam berkehidupan sosial, orang kita banyak yang meniru gaya dan budaya Barat.

(Saya sih monggo-monggo saja selama tidak mengganggu dan merugikan orang lain. Bagaimana pun kebenaran adalah kesepakatan. Dan tiap daerah punya kesapakatan sendiri dalam berbudaya.)

Orang Barat telah meracuni otak kita melalui 5 F, yaitu : Food (makanan), Fantasy (Hiburan), dan Fashion (Pakaian), Film, dan Fly (minuman keras dan narkoba).

Masyarakat kita, sadar nggak sadar, sedang mengalami dekadensi budaya. Tapi kayaknya kita enjoy-enjoy saja dengan itu. Contoh yang paling nyata adalah perhelatan Miss Universe kemarin. Ada satu penilaian yang mengharuskan tiap peserta hanya memakai celdam dan BH berjalan lenggak lenggok di hadapan sejumlah pria. Nggak sopan blasss..

Lelaki yang normal pasti ereksi dan berimajinasi liar (mesum) jika di depannya ada wanita cantik yang hanya pakai celdam dan BH lenggak lenggok dengan gemulai. Kalau tidak begitu, pasti jenis 'lelaki perjuangan', yang berjuang keras agar kemaluannya bisa berdiri walau ada cewek telanjang bulat di depan mata (biasanya pria usia lanjut).

Bagi saya Miss Universe, Miss World dan Miss Miss lainnya adalah kegiatan amoral yang berkedok (untuk) kemanusiaan. Setelah bergelar Miss, menjelma jadi aktivis, duta kemanusiaan yang banyak membantu kaum miskin di seluruh dunia. Tapi untuk menjadi aktivis atau pejuang kemanusiaan nggak perlu harus punya wajah cantik dan bodi mulus. Berjalan lenggak lenggok pakai pakaian dalam yang membuat para pria orgasme.

Kita orang Indonesia bung! Budaya kita dan mereka jauh berbeda. Bagi mereka itu biasa, bagi kita itu merendahkan martabat. Mempertontonkan bagian tubuh yang seharusnya dijaga dari pandangan umum. Nggak munafik..saya juga pasti senang melihat itu. Asyik bagi saya, rugi bagi dia. Tubuhnya diumbar gratis. Kecuali dia seorang exhibitionism.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline