Perang yang melibatkan Rusia dan Ukraina saat ini sudah memasuki hari ke 183, untuk saat ini peperangan yang terjadi masih berlangsung sangat sengit serta banyaknya objek vital yang diserang, terlebih kemarin salah satu pesawat cargo terbesar di dunia yani antonov an-225 sudah dihancurkan oleh pihak rusia, hal ini menyebabkan suatu kejutan yang kurang baik bagi dunia.
Peperangan rusia dan ukraina diakibatkan ukraina ingin melanggar perjanjian untuk tidak bergabung denga NATO, pihak rusia merasa tidak terima sehingga melancarkan serangannya kepada ukraina 183 hari yang lalu.
Saat ini juga ukraina sudah banyak menerima bantuan adri negara-negara baik eropa ataupun amerika serikat yang memberikan bantuan alutsista ataupun sumber daya untuk digunakan melawan pasukan militer rusia namun tidak memberikan dampak yang signifikan mengingat jumlah pasukan rusia yang sangat banyak serta sumber daya alam yang melimpah membuat rusia sangat kuat menghadapi konflik berkepanjangan ini.
Saat ini rusia juga mendeklarasikan jika ada pihak atau negara yang membantu ukraina, maka pasokan gas dan minyak bumi yang berasal dari rusia akan distop, hal ini dapat menimbulkan krisis energi di eropa.
Terbaru adalah pasukan rusia berhasil menguasai pembangkit lisrik tenaga nuklir Zaporizhzhia sehingga dapat memutus jaringan aliran listrik untuk kota kyiv, saat ini presiden ukraina menyerukan pengawas nuklir perserikatan bangsa-bangsa untuk mengambil control permanen dari situasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia agar situasi dan kondisi energi khususnya listrik tetap dapat menerangi ukraina khususnya kota kyiv.
Adapun dampak yang dapat ber efek terhadap Indonesia adalah pasokan gandum yang mulai terganggu, diketahui bahwa Indonesia masih mengandalkan impor gandung terbanyak dari ukraina. Selain berdampang secara langsung, efek dari konflik peperangan ini juga berdampak secara tidak langsung, antara lain harga minyak dunia yang melambung akibat konflik peperangan rusia ukraina tersebut.
Diketahui banyak negara-negara yang tadinya berlangganan untuk membeli sumber daya alam seperti gas dan minyak bumi (Crude Oil), akhirnya mengembargo pasar minyak bumi dan gas dari rusia, sehingga permintaan ke pasar negara penghasil minyak bumi dan gas lainnya meningkat dan supply yang dapat diproduksi kurang untuk memenuhi demand dari banyaknya negara yang ingin membeli efek mengembargo pasar minyak bumi dan gas dari rusia.
Sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan pasar dan terjadi kenaikan harga minyak bumi dan gas global, imbas bagi Indonesia adalah naiknya harga bahan bakar minyak non-subsidi, sehingga dibutuhkan kebijakan yang sekiranya dapat meredam dari hasil konflik peperangan rusia ukraina ini
Dunn membuat gambaran dari Kriteria-kriteria evaluasi kebijakan yang meliputi 6 kriteria, sebagai berikut:
- Efektifitas
Indikator efektifitas berkenaan dengan apakah suatu kebijakan mencapai hasil yang diharapkan atau mencapai tujuan dari diadakanna tindakan. Efektifitas yang secara dekat berhubungan denga rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai keuangannya.
- Efisiensi
Pada indikator ini bersinggungan dengan jumlah usaha yang diperlukan dalam mencapai efektifitas tertentu, efeisiensi merupakan sinonim dengan rasionalitas ekonomi merupakan hubungan antara efektifitas dan usaha yang pada umumnya dapat diukur dari ongkos moneter.
- Kecukupan