Jarak ini memisahkan kita, entah kapan kita bermakna, sedangkan kita hanya tersenyum kemudian memberikan sapaan senja kemudian lupa, semuanya menjadi hampa bukan?
Terus apa yang harus kita lakukan selanjutnya? menghindari jarak untuk kemudian bermakna dan membuat senyum di malam hari penuh akan mangsa, dalam proses menuju harapan itu, kita perlu membuka hati kemudian mendekat dengan berani mengucapkan, itu adalah mertua kita.
Mungkin terlalu cepat? Atau terlalu telat untuk mengungkapkannya semua isi kepala ini. Mungkin kita terhubung dan tersambung meskipun hampir jarang untuk berjumpa. Tapi, saya yakin dari aku ke kita akan menjadi takdir semesta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H