Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Mempelajari Hadist Ekonomi Konsumsi bagi Para Pengusaha

Diperbarui: 18 Maret 2019   02:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

    Mempelajari hadist ekonomi islam merupakan salah satu bentuk ketakwaan kita kepada Allah SWT karena telah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.Allah telah berfirman di dalam surat Al-A'raf ayat 96 yang artinya "Kalau saja mayoritas penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa,maka pasti kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi". Dari ayat tersebut kita dapat mengambil pelajaran, kalau saja seluruh penduduk muslim di Indonesia mengamalkan ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari maka negeri ini akan menjadi negeri yang barokah dan terhindar dari berbagai bencana. Tidak ada lagi praktek riba yang akan merugikan orang lain,tidak ada lagi memperjual belikan barang-barang yang tidak jelas hukumnya sehingga seluruh masyarakat muslim akan berlomba-lomba dalam kebaikan.

   Hadist ini menerangkan pentingnya konsumsi dalam ekonomi islam yang berbunyi:

(  (  

        Artinya: dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasul SAW bersabda: "makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong." (HR. Nasa'i)

   Hadis diatas memberikan pengertian bahwa permitaan harus di hentikan setelah kebutuhan dunia terpenuhi, karena ada kebutuhan akhirat yang harus dipenuhi, yaitu zakat. Dalam ilmu ekonomi konvensional, konsumsi agregat terdiri dari konsumsi barang kebutuhan dasar serta konsumsi barang mewah dan yang dapat mempengaruhi konsumsi adalah tingkat harga dan pendapatan. Dalam Islam tingkat harga saja tidak cukup untuk mengurangi konsumsi barang mewah, tetapi dibutuhkan faktor moral dan sosial, diantaranya adalah membayar zakat.

  Ajaran Islam sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan umat manusia untuk membelanjakan hartanya sesuai kemampuannya. Pengeluaran tidak seharusnya melebihi pendapatan (lebih besar pasak dari pada tiang) dan tidak juga menekan pengeluaran terlalu rendah sehingga mengarah kepada kebakhilan.

1 Konsumsi dalam Islam

     Konsumsi pada hakikatnya adalah mengeluarkan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dan konsumsi meliputi kepeluan, kesenangan dan kemewahan. Dan kesenangan atau keindahan diperbolehkan asal tidak berlebihan, yaitu tidak melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan tidak pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan. Ajaran Islam sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan umat manusia agar membelanjakan harta sesuai kemampuannya. Pengeluaran tidak seharusnya melebihi pendapatan dan juga tidak menekan pengeluaran terlalu rendah sehingga mengarah pada kebakhilan. Manusia sebaiknya bersifat moderat dalam pengeluaran sehinnga tidak mengurangi sirkulasi kekayaan dan juga tidak melemahkan kekuatan ekonomi masyarakat akibat pemborosan.

 2 Prinsip Konsumsi

  • Halal   

   Ibnu Katsir berkata: Allah menjelasakn tentang tidak ada tuhan selain Allah yang Maha memberi kepada seluruh makhluknya. Dia kemudian memberitahukan akan izin-Nya terhadap segala sesuatu (sumber daya) yang ada di bumi untuk dimakan dengan syarat halal, selama tidak membahayakan akal dan badan.

   Halal yang murni, misalnya buah-buahan, binatang sembelihan, minuman sehat, pakaian dari kapas atau wol, pernikahan yang sah, warisan, rampasan perang dan hadiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline