Lihat ke Halaman Asli

Memperkuat Tali Silaturahmi Perdagangan Indonesia-Tiongkok

Diperbarui: 30 Agustus 2016   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) diharapkan akan mendukung serta mendorong kerja sama perdagangan Indonesia dan Tiongkok pada Tahun 2015 karena saat itu keadaan dua negara ini masih memiliki kekurangan. Pada tahun lalu Rosan, mengatakan “Indonesia mengekspor 15 miliar dollar AS ke Tiongkok dan mengimpor 30 miliar dollar AS dari Tiongkok”. Sabtu (16/4/2016) (Koran KOMPAS)

Namun, dengan kekurangan ini, Indonesia dan Tiongkok masih tetap melakukan kerja sama dan memperbaikinya. Hal apa yang menyebabkan kedua negara ini masih ingin melakukan kerja sama dan apa yang memperkuat kedua negara ini masih ingin bekerja sama ??

Kerjasama adalah hal yang dapat memperkuat tali silatiharami antara umat manusia, tak lain halnya juga dengan negara. Negara pun dapat menjalin tali silaturahmi, dengan negara lainnya untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang baik bagi negaranya, meningkatkan keuangan negara serta keuntungan lainnya satu sama lain. Kerja sama antar negara memiliki pengaruh dan pesan yang begitu besar bagi negara yang melakukan kerja sama tersebut. Baik itu secara ekonomis, politik serta sosial.

Seperti yang dikatakan ketua umum KIKT, Rosan Perkasa Roeslani “ Tiongkok ialah mitra dagang penting Indonesia dengan nilai perdagangan pada tahun 2015 mencapai sekitar 45 miliar dollar AS”. di jakarta, kamis (14/4). Ungkapan tersebut terjadi pada saat pelantikan anggota Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) periode 2015-2020 yang diketuai oleh Dato’ Sri Tahir yang juga dimana beliau adalah Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Indonesia. Sabtu (16/4/2016) (Koran KOMPAS)

Ungkapan yang berasal dari ketua KIKT tersebut masih menimbulkan sebuah pertanyaan bagi ekonomi Indonesia saat ini. Apakah dengan peningkatan yang dikatakan ketua umum KIKT sudah mampu untuk menjadi kebutuhan ekonomi Indonesia saat ini ? sepertinya tidak, karena pemerintah Indonesia pun telah menindak lanjuti pembicaraan dengan pihak People’s Bank of China (PBC) untuk memperpanjang kerja sama BCSA pada 2013 dan berakhir pada Oktober 2016 yang akan datang. Kenaikan nilai kerja sama yang telah disepakati oleh Kepala Negara RI dan RRT dari RMB 100 miliar menjadi 130 miliar. Untuk membiayai proyek-proyek infrastuktur di Indonesia. Di Jakarta, Senin (09/5/2016) (VIBIZNEWS.COM)

Lantas, bagaimana dengan pendapat Tiongkok terhadap Indonesia ? ialah Dewan Negara Tiongkok Yang Jiechi menyatakan dalam dialog, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian dan perikanan. Karena bagi Tiongkok “ Indonesia adalah negara besar, berkependudukan besar juga dengan capaian ekonomi yang semakin baik dari waktu ke waktu, dan bahkan merupakan anggota G20, hal ini justru menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis yang sangat penting juga bagi Tiongkok. Di Beijing, Senin (26/1/2015) (Konfrontasi.com)

Dato’ Sri Tahir menargetkan perdagangan Indonesia-Tiongkok meningkat 100 dollar AS beberapa tahun mendatang. Karena Tiongkok menjadi entitas ekonomi terbesar kedua di dunia. Dan naik turunnya Tiongkok, hal ini memiliki dampak yang sangat positif bagi Indonesia. Investasi dari Tiongkok ke Indonesia pun diharapkan dapat mengalir lebih banyak. Namun, ada dua hal yang yang menjadi pesan politik dalam hal ini ialah jaminan hukum dan jaminan keuntungan untuk investasi Tiongkok di Indonesia. Sabtu (16/4/2016) (Koran KOMPAS)

Karena setiap hal yang dilakukan dapat menimbulkan pesan-pesan yang tersirat di dalamnya. Seperti yang terjadi saat ini antara Indonesia dan Tiongkok memiliki pesan politik yang begitu luas dan mendalam. Komunikasi politik memiliki unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi. Salah satunya pesan politik menurut Dan nimmo pesan politik menjadi tiga, yaitu : retorika, iklan politik dan propaganda. Namun dalam kasus yang terjadi di atas memiliki unsur pesan politik retorika. Mengapa retorika ? karena penggunaan berbahasa untuk berkomunikasi secara persuasive dan efektif. Retorika sebagai suatu bentuk komunikasi dua arah, bisa dalam bentuk komunikasi antar personal atau dalam bentuk komunikasi kelompok bahkan publik, yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi lawan bicara demi mempersamakan persepsi komunikator.

Seperti dalam hal ini, dimana Indonesia dan Tiongkok melakukan kerja sama dalam perdagangan untuk menyamakan persepsi satu antara lain dengan tujuan meningkatkan keuangan negara dan saling mempengaruhi dengan menginvestasi satu sama lain demi tercapainya peningkatan ekonomi negara. Komunikasi yang disampaikan secara publik antara Ketua Umum KIKT dan wakilnya serta Dewan Negara Tiongkok memiliki pengaruh berlangusngnya kerjasama antar dua negara ini sehingga menimbulkan feedback yang baik bagi keduanya, dengan meningkatkan ekonomi terhadap 2 negara ini. Dengan keadaan ekonomi Tiongkok kedua terbesar di dunia memiliki pengaruh besar bagi perkembangannya ekonomi Indonesia yang saat ini sedang bergejolak dan bantuan dana untuk pembangunan infrastuktur di Indonesia merupakan salah satu deregulasi memudahkan investasi menjadi daya tarik yang harus di tawarkan. Serta dengan kependudukan, ekonomi Indonesia mampu menjadi strategis pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi di Tiongkok.

Pemerintah boleh melakukan kerja sama dengan negara manapun dengan dasar dan saling membantu satu sama lain, bukannya hanya karena kepentingan pribadi dan juga bukan demi kepentingan politik. Tanpa memikirkan dampak yang berpengaruh pada perekonomian sehingganya membuat masyarakat lumpuh tak berdaya dengan keadaan yang terjadi. Karena keadaan masyarakat yang masih kurang aktif dengan dunia politik tidak menutup kemungkinan untuk mereka tak mampu memahami arti kerja sama ini. Lantas membuat sebuah pertikaian bukan malah membuat sebuah perdamaian. Untuk memiliki peluang kemajuan ekonomi bagi negaranya.

Sumber 

Nama                            : Robatan Hasana

Nim                               : 07031181520055

Kelas                             : A

Kampus                        : Universitas Sriwijaya Indralaya

Dosen Pembimbing   : Nur Aslamiah Supli, BIAM, MSc




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline