Uluran waktu yang kian jauh. Dan kau masih disitu. Mengharap hujan deras di bulan kemarau.
ku katakan kepada engkau, " Janganlah kau disitu. Rindu nya sudah usai menjadi batu."
tapi kau masih duduk termanggu. Dan aku masih disitu. Melihat kebengalan tingkah kau.
kau katakan kepada aku, "memang itu lah diriku. Berharap kasih pulang ke pangkuan ku."
kau tambahkan ,"janganlah engkau menengok aku. Bakal pedas mata dan hati engkau."
Kutinggalkan engkau dalam lamunan. Kututup kembali pintu hati.
Sebuah hati yang mengharap hujanmu di bulan kemarau...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H