Lihat ke Halaman Asli

Prasetya Marisa

Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Cinta Rahasia

Diperbarui: 29 September 2021   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu muda,

Gelora rasa membara. Namun, terkungkung gensi yang sibuk berbicara. Aku dengan segala prasangka. Memikirkan seorang juwita. Yang Jelita, selalu kudamba mesra. Sayang seribu sayang, tak bisa ku ajak sapa.

Juwita yang jelita,

perempuan yang rambutnya kelimis. Memiliki harum yang manis. Seringkali senyumannya membuatku terharu sampai menangis. Mulutnya ceriwis. Dia juga orang yang agamis. 

Sayangnya, aku hanya bisa melihat dan memandangnya dari jauh - jauh...

Dan waktu pun berlalu, dan kutemui seorang lagi.

Perempuan muda,

yang mempesona. Memiliki elok rupa. Dia juga berakhlak mulia. Jika ia tersenyum, serasa aku melayang sampai ke surga. Bibirnya mungil dan mengatup bagai kelopak bunga. Selendang pun selalu menutup kepalanya.

Sayangnya, aku hanya bisa melihat dan memandangnya dari jauh-jauh.

Dan waktu pun berlalu, dan ketemui banyak orang lagi.

Perempuan-perempuan yang selalu kudamba dalam doa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline