Lihat ke Halaman Asli

Reny Nuraini

Freelancer, Mahasiswa

Hakikat Perempuan: Berdaya atau Perdaya

Diperbarui: 29 Juli 2024   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perempuan ibarat tulang rusuk yang bengkok jika diluruskan dia akan patah dan dibiarkan akan semakin bengkok. Perempuan dengan segala sifat dan sikapnya begitu lembut hatinya dan keras perjuangannya. Namun masih saja, perempuan dipandang begitu rendah derajatnya. Seringkali dipertanyakan, apa yang bisa dilakukan perempuan? Mengandung, melahirkan, dan menyusui. 

Pertanyaan tersebut tidaklah salah karena perempuan diciptakan memiliki Rahim dan harapan serta kebahagiaan baru terlahir dari sana. Perempuan juga manusia, mereka diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, sama-sama memiliki akal dan hasrat bahkan terlahir pada pijakan yang sama. Ketidaksetaraan perempuan dengan laki-laki karena perempuan-perempuan menjadi bodoh dan mudah diperdaya. 

Sulitnya akses bagi perempuan untuk bisa sekolah menjadi hambatan pada zaman penjajahan di waktu itu. R. A. Kartini adalah tokoh emansipasi wanita dan inspiratif yang telah menegakkan kesetaraan derajat antara perempuan dengan laki-laki dan berpesan bahwa pendidikan sangat penting mendukung peran perempuan yang kelak menjadi istri dan ibu sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Kesetaraan derajat yang dimaksud memperoleh hak untuk sekolah di masa penjajahan.

Ironisnya permasalahan pada perempuan semakin banyak padahal peradaban yang semakin membaik dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Bahkan untuk mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, Negara melaksanakan program wajib belajar selama 12 tahun. Bukan lagi tentang pendidikan, ini lebih pada personality bagaimana memanfaatkan ilmu yang dimiliki dan menggunakan teknologi dengan baik. 

Teknologi dan globalisasi telah meleburkan batas-batas antar satu daerah ke daerah lain maupun antar perihal, Teknologi dan globalisasi berdampak pada proses aktivitas manusia lebih efisien dan efektif. Sisi lain, ini menimbulkan kecenderungan, kecanduhan, dan kebodohan bagi manusia untuk melakukan segala hal dengan instan tanpa memikirkan risikonya. 

Di usia masih anak-anak di bawah umur, dapat dijumpai perkara pergaulan melebihi batas wajar. Mereka dengan berani melakukan aksi dewasa, tidak jarang kali pada akhirnya mereka putus sekolah. Begitu penting, peran orang tua dan keluarga dalam menjaga putrra-putrinya. Sungguh prihatin bahwa di Indonesia banyak terjadi kasus perceraian berdampak pada mental anak bahkan pelecehan kepada anak di dalam keluarga sendiri.

Perlu disadari perempuan memiliki peran untuk kehidupan bersosial dan bernegara. Hakikat perempuan erait kaitannya dengan keberadaan perempuan secara norma dan sistem nilai yang berlaku pada lingkungan tempat perempuan berinteraksi sosial. Bagaimana perempuan menjadi berdaya atau sebaliknya diperdaya kembali pada individu masing-masing. 

Perempuan harus mengetahui potensi dan kekurangan diri sendiri.  Untuk melahirkan generasi berkualitas maka perlu meningkatkan diri perempuan dengan berbagai aktivitas positif untuk pengembangan keterampilan. Selain itu, perlu dipahami pada konteks ini penulis memberitahukan begitu penting dan berharga kerberadaan perempuan pada kehidupan sehingga itu perlu perempuan memiliki daya bukan diperdaya.

 Pada sisi gender, perbedaan antara perempuan dan laki-laki bukan untuk didiskriminasi. Melainkan perbedaan antara perempuan dan laki-laki untuk membangun hubungan harmonis dalam lingkungan bersosial dan bermasyarakat.

Masalah tidak akan selesai jika tidak ada solusi dan rasa peduli, tentunya beberapa pihak terlibat dalam pemecahan masalah ini dari pemerintah, lembaga perlindungan/swasta, dan masyarakat. 

Pemberdayaan perempuan telah dipromosikan segala bentuk aktivitas di pemerintahan, lembaga lainnya masyarakat. Pemberdayaan perempuan sebagai upaya perempuan untuk memiliki kekuatan dan kemampuan dalam memperoleh akses dan kendali terhadap aspek sumber daya, ekonomi,politik, lingkungan sosial dan budaya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline