Lihat ke Halaman Asli

RnP AcSES

FEB UNAIR

Ramadhan Pelipur Lara

Diperbarui: 16 Juni 2023   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya Hima Septira Nabbillah 

Divisi Public Relation and Communication 

Saat diri tertunduk bagai dala yang layu
Hanya ditemani indurasmi yang sendu
Seorang diri yang butuh peneduh
Memikirkan nasib baik telah lama tak tumbuh


Mengharapkan diri menjadi purnama
Bersinar terang di atas gema
Impresi menguap di atas tanah
Mengantarkan sebuah kisah dalam drama


Semakin diri dipaksa berjalan pada lini kehidupan
Rasa terlena akan dunia semakin angglang
Sejenak diri membutuhkan ketenangan
Memperbaiki segala amal dan perbuatan


Rasa hati bergejolak tak karuan
Menantikan keistimewaan yang jarangi dirasakan
Merindukan diri yang memperbanyak amalan
Seribu bulan yang penuh ampunan

Meninggalkan sejenak kerumitan dunia
Bersujud selagi kening masih dapat menyentuh sajadah
Memohon ampun kepada-Nya
Akan kuasa-Nya yang baka atas segalanya


Terhitung tiga puluh hari kehadiranmu
Membawa banyak cahaya seperti kumpulan lampu
Menjadi tempat untuk berteduh
Dan selalu menebarkan rasa rindu


Berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala
Hanya dengan waktu yang singkat seperti memejamkan mata
Dikerjakan segala kewajiban dan sunnah dengan penuh taqwa
Sungguh bulan yang paling mulia dari yang mulia


Bak seutas tali sepatu yang berwarna dan saling berkaitan
Bak angin yang menyapu dan membawa kebahagiaan
Kepergian Ramadhan selalu menjadi hal yang sangat menyakitkan
Semoga kelak kami dapat dipertemukan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline