Kemarin, 8 Juli 2019,Situs Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto,Sumatera Barat masuk ke dalam situs warisan budaya dunia UNESCO. Hal ini menjadi kabar bahagia bagi rakyat Indonesia karena bertambahnya kekayaan warisan Indonesia yang diakui oleh dunia internasional.
Situs ini masuk ke dalam warisan budaya dunia UNESCO karena keunikan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto menunjukkan contoh rangkaian kombinasi teknologi dalam suatu lanskap kota pertambangan yang dirancang untuk efisiensi sejak tahap ekstraksi batubara, pengolahan, dan transportasi, sebagaimana yang ditunjukkan dalam organisasi perusahaan, pembagian pekerja, sekolah pertambangan, dan penataan kota pertambangan yang dihuni oleh sekitar 7.000 penduduk.
Namun dibalik kabar bahagia tersebut terselip kabar yang kurang mengenakkan yaitu kabar penggantian jalur kereta api gerigi antara Kayu Tanam dan Padang Panjang dengan kereta Metro Kapsul. Penggantian ini dikarenakan tingginya gradien kemiringan di jalur tersebut sehingga agak sulit untuk meningkatkan kapasitas di lintas tersebut.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyebut pengaktifan kembali jalur kereta api yang menghubungkan bekas tambang batu bara Ombilin Sawahlunto dengan Pelabuhan Teluk Bayur, tidak akan terkendala karena penetapannya sebagai bagian dari Warisan Budaya Dunia UNESCO. Namun Irwan menyebut akan berkonsultasi dengan Badan Pengelolaan "Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto" untuk memastikannya.
Metro kapsul adalah moda transportasi berbasis rel. Berbeda dengan kereta konvensional yang menggunakan roda baja, kereta ini menggunakan sistem ban karet atau disebut rubber-tyred metro.
Kereta ini dianggap lebih modern dan memiliki kemampuan untuk menanjak hingga gradien 6-10%. Penggeraknya menggunakan tenaga listrik yang akan dialirkan lewat jaringan listrik aliran bawah.
Dalam operasionalnya kereta ini menggunakan jalan beton yang di sisi kanan dan kirinya diberi guide rel (rel pemandu). Kereta APMS (Aero People Mover System) Skytrain Soekarno Hatta dan Kereta LRT Metro Kapsul yang akan diterapkan di Kota Bandung,Jawa Barat merupakan contoh dari sistem ini. Sistem ini dianggap lebih murah dan dapat dikembangkan di kota-kota menengah.