Lihat ke Halaman Asli

RnD KSEI AkSES

Research and Development Kelompok Studi Ekonomi Islam di Kampus LIPIA Jakarta

Hidupkan Semangat Literasi Ekonomi Syariah

Diperbarui: 22 Maret 2022   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sekarang ini, banyak sekali kita dengar pembahasan mengenai ekonomi syariah atau yang biasa disebut ekonomi islam, yang mana itu merupakan sebuah sistem ekonomi berdasarkan prinsip keislaman yang memberikan manfaat kepada sesama manusia. Pada dasarnya, sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang menjujung tinggi sebuah keadilan dengan mensyaratkan adanya pengendalian harta kepada masyarakat sesuai dengan prinsipnya. 

Pengendalian terebut bertujuan agar tidak ada timbunan harta yang berlebihan pada seseorang karena manusia cenderung ingin memiliki dan suka menimbun harta. Karena hal itu dikhawatirkan dapat menyebabkan turunnya produktivitas sektorior karena harta tidak mengalir bahkan fatalnya dapat menyebabkan tidak adanya akselerasi ekonomi. Oleh karena itu, jika pengendalian harta dilakukan secara efektif harta akan mengalir optimal menuju investasi dan partisipasi sosial yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pembahasan mengenai ekonomi syariah sangat luas sama seperti sistem ekonomi lainnya. Mulai dari pembahasan mengenai dasar dari ekonomi syariah, perbandingannya dengan ekonomi konvensional, dan lain sebagainya. Tentu, diantara pembahasan tersebut hal mengenai literasi ekonomi syariah tidak boleh ketinggalan karena ini merupakan pembahasan yang urgen.

Apa itu Literasi ekonomi syariah? ialah pemahaman individu dalam membuat pilihan yang cerdas terkait alokasi sumber daya berdasarkan nilai-nilai keislaman. Dan indeksnya merupakan salah satu indikator yang menjadi cerminan tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah dan tingkat inklusi masyarakat terhadap layanan keuangan syariah. Dengan adanya indeks tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan strategi yang tepat dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

 Dalam acara Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Peresmian Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/01) Presiden Joko Widodo meminta agar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional diakselerasi. Termasuk peningkatan literasi ekonomi syariah. Ia mengatakan bahwa rendahnya literasi itu masih menjadi pekerjaan rumah yang belum juga terselesaikan. 

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pun mendorong literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah agar terus dilakukan. Ini karena tingkat literasi keuangan syariah nasional baru mencapai 8,93 persen. Sedangkan, berdasarkan Indeks Inklusi Keuangan Syariah Nasional mencapai 9,1 persen. Wapres mengatakan, survei Bank Indonesia (BI) pada 2020 juga menunjukkan, indeks literasi ekonomi dan keuangan sosial syariah nasional sebesar 16,2 persen.

"Kondisi ini mencerminkan bahwa masih diperlukan kerja keras agar pemahaman masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah lebih meningkat. Upaya peningkatan literasi masyarakat ini terus diupayakan baik melalui jalur edukasi formal secara akademik, vokasi dan profesi, maupun melalui edukasi nonformal dalam bentuk sosialiasi " ujar Kiai Ma'ruf dalam acara Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) ke-20 tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (Fossei), Senin (26/7).

Banyak pihak yang mendukung perkembangan ekonomi syariah salah satunya Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang kontributif dengan peningkatan literasi ekonomi syariah yang lebih inovatif. Taufik Hidayat, Direktur Jasa Keuangan Syariah KNEKS, mengatakan, literasi akan menaikkan permintaan secara organik dan berkelanjutan.

"Yang masih kurang digarap adalah literasi yang lebih kekinian dengan melibatkan influencer atau membuat konten yang viral di sosial media," ujarnya kepada Republika, Senin (26/7).

Beragam cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan peningkatan literasi baik melalui perguruan tinggi dengan mengadakan seminar atupun penelitian, pengabdian masyarakat, upaya regulator, pemerintah, tokoh masyarakat, dan juga komunitas. Literasi berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan sisi permintaan.

Menurut data dari Islamic Information and Data, mengemukakan bahwasanya Indonesia adalah Negara dengan populasi masyarakat Islam paling banyak dunia. Kurang lebih 229 juta jiwa penduduk Indonesia berstatus sebagai pemeluk agama Islam. Jumlah itu sebanding dengan 87% dari total penduduk Indonesia menjadi pemeluk Islam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline