Lihat ke Halaman Asli

Robby Maulana

Prodi Pendidikan Matematika

Efektivitas Pembelajaran di Pondok Pesantren pada Masa Pandemi

Diperbarui: 16 Mei 2021   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar atau menuntut ilmu tidaklah ada batasnya, kapanpun dan dimanapun. Karena belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang, dan pada dasarnya kita dilahirkan dimuka bumi ini dengan kebodohan atau tidak mengetahui sesuatu. 

Pembelajaran akan lebih bermakna apabila dilakukan secara langsung atau dengan tatap muka antara guru dengan siswa. Akan tetapi pada saat ini kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun dikarenakan berbagai faktor, salah satunya oleh wabah Covid-19 yang telah melanda Negara kita pada awal Maret 2020 sampai sekarang.

Dampak wabah Covid-19 ini, akhirnya semua sekolah diliburkan. Namun setelah memasuki era new normal semua sekolah diaktifkan kembali, akan tetapi dengan menerapkan sistem online atau virtual tanpa tatap muka langsung, hal ini demi menjaga keselamatan dan kesehatan para siswa.

Pada era new normal ini, Kementerian Agama menerbitkan panduan pembelajaran bagi pesantren dan penedidikan keagamaan. Menag Fachrul Razi mengatakan, panduan tersebut menjadi bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Jaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).

Berpegang pada panduan tersebut, akhirnya beberapa pesantren pun bisa menjalankan sistem pembelajaran dengan secara tatap muka. Untuk menjaga kesehatan dan imun para santri beberapa pesantren memberikan vitamin setiap 3 kali sehari dan menyuruh setiap santri berjemur diri pada waktu istirahat. Dengan berjalannya pembelajaran sistem tatap muka di pesantren membuat santri mendapat ilmu dan pendidikan karakter.

Berbeda dengan pesantren, beberapa sekolah umum pada masa Covid-19 berjalan dengan menggunakan sistem virtual atau daring. Namun dampak dari sistem pembelajaran daring ini, para siswa yang biasanya ketika sekolah mendapatkan ilmu serta pendidikan karakter sekarang menjadi berkurang atau bahkan terabaikan.

Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah memikirkan bagaimana caranya agar pendidikan karakter selama masa pandemi ini tidak terabaikan. Sehingga kita tidak kehilangan generasi muda yang kehilangan karakter-karakter positif karena pendidikan kita yang di dominasi pembelajaran yang hanya mengedepankan pengetahuan tanpa penanaman nilai-nilai akhlak yang baik.

Robby Maulana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline