Berderet sajak indah
Membahasakan hening tengadah
Membaur dalam suasana peraduan
Saat malam pun larut keceriaan
Kesepian yang tak semata alasan
Pada Tuhan, Pemilik Semesta Alam
Pengabul segala kehendak
Pemberi seluruh rizki
Makhluk menerjang sekat
Meniadakan kejauhan pandangan mata
Mendekatkan relung keniscayaan
Simpuh harap kebahagiaan
Dengan caranya...
Puing-puing kehidupan mengungkap curahan
Menggoreskan makna dalam kalam
Mengingat esok kan berlaku apa
Meretas hari yang tlah terlalui
Alam...
Kalamnya terdengar merdu pada relung persendian
Kadang tak tahu, apa yang dia katakan
Mencucurkan benih kehidupan
Membaur bersama hening malam
Kini...
Tak banyak yang mengerti
Bahasa alam mengisyaratkan tangisan
Tak berbelai kasih kemesraan,
Padanya...
Yang tiap hembus nafas digantungkan,
Kehidupan...
Mereka acuh hanya seolah
Mereka diam hanya seakan
Mereka mengerti tak berarti
Mereka berteriak pada kehampaan
Baginya, takdir Tuhan
Dicipta dalam kenyataan,
Alam...
Memberi setumpuk cerita
Beribu makna jalan kehidupan
Berkalam alam bersambut keikhlasan
Tak butuh hanya pengertian
Apalagi tameng kemunafikan
Manusia...
Berkata seakan tak berdosa
Memutar balik roda gravitasi
Membumikan rekayasa,
Mengubah yang semestinya
Kadang tak sadar,
Ulahnya merusakkan hubungan
Dengan alam...
Yang seharusnya erat berkaitan
Berkalam indah simbol kedamaian
***
10-11-2018
RM. Armaya Mangkunegara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H