Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kalam Alam Kala Malam

Diperbarui: 11 November 2018   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pixabay.com

Berderet sajak indah
Membahasakan hening tengadah
Membaur dalam suasana peraduan

Saat malam pun larut keceriaan
Kesepian yang tak semata alasan
Pada Tuhan, Pemilik Semesta Alam
Pengabul segala kehendak
Pemberi seluruh rizki

Makhluk menerjang sekat
Meniadakan kejauhan pandangan mata
Mendekatkan relung keniscayaan
Simpuh harap kebahagiaan

Dengan caranya...
Puing-puing kehidupan mengungkap curahan
Menggoreskan makna dalam kalam
Mengingat esok kan berlaku apa
Meretas hari yang tlah terlalui

Alam...
Kalamnya terdengar merdu pada relung persendian
Kadang tak tahu, apa yang dia katakan
Mencucurkan benih kehidupan
Membaur bersama hening malam

Kini...
Tak banyak yang mengerti
Bahasa alam mengisyaratkan tangisan
Tak berbelai kasih kemesraan,
Padanya...
Yang tiap hembus nafas digantungkan,
Kehidupan...

Mereka acuh hanya seolah
Mereka diam hanya seakan
Mereka mengerti tak berarti
Mereka berteriak pada kehampaan

Baginya, takdir Tuhan
Dicipta dalam kenyataan,
Alam...
Memberi setumpuk cerita
Beribu makna jalan kehidupan
Berkalam alam bersambut keikhlasan
Tak butuh hanya pengertian
Apalagi tameng kemunafikan

Manusia...
Berkata seakan tak berdosa
Memutar balik roda gravitasi
Membumikan rekayasa,
Mengubah yang semestinya
Kadang tak sadar,
Ulahnya merusakkan hubungan
Dengan alam...
Yang seharusnya erat berkaitan
Berkalam indah simbol kedamaian
***

10-11-2018
RM. Armaya Mangkunegara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline