Calvin berjalan di koridor rumah sakit, saat tiba-tiba matanya menangkap sosok perempuan muda sedang melakukan aktivitas yang tidak biasa dikerjakan siapa pun di gedung penyembuhan itu. Perempuan tersebut sedang asik melukis dari kursi rodanya.
Melihat itu, anak berumur delapan tahun yang masih mengenakan seragam sekolah itu berhenti sejenak, mengamati lukisan yang sedang dibuat si wanita. Setangkai bunga mawar putih. Begitu indah, begitu pikir Calvin.
"Tuan, ayo cepat! Jam besuk sudah hampir selesai," ucap pria paruh baya bersetelan kemeja cokelat dengan celana bahan berwarna senada. Dia berhenti saat melihat Calvin terpaku di koridor beberapa langkah di belakang. Mendengar itu Calvin pun berlari ke arahnya.
"Besok kita kembali lagi ke tempat ini kan, Himori?" tanya Calvin, saat sudah kembali berjalan sejajar dengan pria paruh baya yang dipanggil Himori itu.
"Tentu saja, Tuan!" jawabnya kemudian.
Jawaban tersebut disambut Calvin dengan senyum merekah.
"Apa yang tadi Anda lihat, Tuan? Ada yang mengganggu?" kali ini Himori, si lelaki tua itu yang bertanya.
"Tidak! Tidak ada." Cepat, Calvin menggelengkan kepala.
"Lalu, kenapa Anda terlihat sangat senang, saat kubilang kita akan kembali lagi besok?" Satu pertanyaan lagi kembali dilontarkan Himori saat keduanya sampai di lobby rumah sakit.
"Axel. Dia terlihat kesepian, Himori. Jadi aku harus menjaganya. Memangnya kamu tidak ingin?" Bukannya menjawab, Calvil balik bertanya.
Himori terkesiap mendengar kata-kata Calvin, "Bukan begitu maksud saya, Tuan. Hanya saja, Anda terlihat terlalu senang untuk ukuran seorang anak, saat diajak ke rumah sakit."