Memberi selalu menjadi polemik dari tiap diri manusia bahkan selain manusia, terkadang kita mengedepankan diri daripada sekitar. Namun, apakah hanya pahala alasannya? atau alasannya hak asasi manusia? atau respect antara makhluk satu dan lainnya? sebenarnya, apa yang jadi alasan suatu entitas mau memberi kepada entitas lainnya?
Suatu pagi, tenggorokan Riko terasa terbakar, lantas ia bisa menyimpulkan bahwa radang sudah datang. Riko menghindari semua makanan dan minuman bergaram tinggi, ia banyak minum air putih dan aktifitasnya hanya ke toilet atau ke atas kasur. Tiada menit tanpa menahan sakitnya menelan. Besok ia punya deadline untuk beberapa tulisan pekerjaan, namun tidak ada sekata pun ia tulis hingga sore menyambut.
Terdengar sayup suara anak kecil mengaji agak terbata, matahari sudah menuju tempat peristirahatan. Terlihat malam menutup hari, "Oh, iya, inikan malam jum'at" sahutnya dalam hati. Beberapa ibu berjalan membawa anaknya menuju surau, Riko berdiam terkunci pikirannya sendiri, yang ia mau hanya berdiam memaksa kepalanya berpikir walau sebenarnya kosong.
Gelap sudah lengkap dengan gulita, perut Riko merintih memaksa tubuhnya berdiri dan berjalan mencari inspiarasi juga isi perut. Terlewat beberapa toko makanan, namun hati Riko tertuju pada satu warung bakso yang menyambi berjualan sandang.
"Bu, mau beli"
"Iya, kalo daster ini cuma display ya, nggak dijual"
"Engga bu, mau ini" Riko menunjuk dandang.
"Ohh, mau berapa" Ibu itu menyodorkan menu.
"Saya mau paket yang lima belas ribu aja"
"Oke, tunggu ya" Ibu penjual menyiapkan bakso, kuah dan beberapa bumbu, lalu melanjutkan "Ini saya tambahin ya bakso kecilnya satu soalnya sedekah malam jum'at"
"Kok bukan bakso gede yang jadi tambahnya?" Jawab Riko bergurau.