Lihat ke Halaman Asli

nizami

Rakyat

Cara Manusia untuk Ekonomi Stabil

Diperbarui: 9 September 2020   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Ekonomi, selalu menjadi polemik yang menegangkan untuk dibahas, karena Indonesia sudah dianggap negara merdeka tapi masih dijajah dari dalam, dianggap negara maju tapi yang maju hanya jakarta dan sekitarnya. Semua membuat seolah tidak penting bagi kita untuk berusaha, tapi apa lagi yang bisa dilakukan selain berusaha untuk bertahan hidup?

"itu siapa pak?" Tanya Mahesa kepada ayahnya,

"Tukang es cendol, udah dua puluh tahun kerja begitu"

wah, konsisten. Sahut Mahesa dalam hati.

"Mang!" Teriak bapak, "Sini"

Akhirnya tanpa ragu dan kesulitan, membawa dua gerobak custom yang dipapang oleh motor tua nya, ia datang sebari melempar senyum tipis kepada Mahesa dan orang sekitar. Berperawakan kurus, kulit kecoklatan, berkemeja serta jeans tua dan topi penyair yang mirip Sapardi Djoko Damono (alm). Seperti hidupnya tak punya beban, ia hanya datang, mengucap salam dan bertanya ada apa.

"Ini kan ada orang kerja, coba berapa gelas semua orang, kasih cendol"

Mahesa hanya terdiam, memperhatikan sumringahnya yang terbesit melalui senyum tipis yang sedari tadi tak kunjung hilang, dari tamparan sinar matahari, ia berkata "Waduh pak, saya bagi gelas dan cendol dulu ya" Lalu bapak mengangguk kecil.

"Ya jadi, kalau bapak sih lebih menikmati hidup sederhana, merhatiin orang-orang, ya gitu aja, mungkin bapak emang udah habis jiwa muda nya" bapak memulai percakapan

"Kenapa bapak suruh dia kesini, kan harusnya dia mangkal dan dapat lebih banyak order?" Tanya Mahesa, mengganti obrolan.

"Tau dari mana kamu kalau orderan dipangkalannya lebih banyak?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline