Lihat ke Halaman Asli

Tapi Kenapa, Prabowo?

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih bertanya-tanya dengan strategi capres no.1, kenapa dia memasuki sebuah arena pertarungan yg begitu besar dgn potensi jual beli serangan yang bisa sampai begitu sengit dan pedas, tapi mengapa hanya dengan mengambil posisi bertahan sambil hanya terus-menerus menggaungkan visi-misi dan rencana-rencananya ke depan?

Tipikal warga masyarakat seharusnya akan bertanya-tanya kenapa dia mengambil posisi demikian. Ini purnawirawan tentara lho, dengan berbagai stereotipe negatif yang kaku, garang, bangga, dan siap menghajar. Dan dia masih membawa sejarah masa lalunya yang dituduh sebagai penculik, pengejar kekuasaan & perencana kudeta. Tapi kenapa berkebalikan dalam kampanyenya?

Prestasinya banyak, dan bukan prestasi sembarangan yg bisa ditiru dngn mudah, bahkan oleh lulusan terbaik mancanegara. Serangan-serangan dari pihak lain pun dengan mudah bisa dipatahkannya. Wajah masih cukup rupawan yang bisa dilihat pada foto-foto masa mudanya. Karakternya sangat kuat sebagai seorang pimpinan dan dikenal sebagai orang yg konsisten dengan komitmen. Tapi kenapa tidak dijual olehnya?

Saat ini dia punya banyak media yg setiap saat bisa diterjunkannya untuk membuat propaganda, doktrin, dan pencitraan untuk membuatnya terlihat populis dan suci. Dia jg punya tim relawan yang siap menyampaikan apa yang bos besar ingin sampaikan, bahkan lebih jauh dengan agresif menyerang. Tapi kenapa tidak diutilisasi?

Dia bisa mengkoordinasi dan memanfaatkan barisan anak buahnya, orang-orang yang pernah dia sekolahkan, atlet-atlet yang pernah dia bina, kenalan-kenalan bisnisnya, yang siap membalas jasa & membantunya secara saporadis. Tapi kenapa tidak dimanfaatkan?

Dia lebih memilih menjelaskan terus-menerus tentang visi-misi dan agenda-agenda yang telah dibuatnya bertahun-tahun lalu sebelum partainya menjadi apa-apa. Dia malah memberikan umpan lambung untuk di-spike lawan politiknya karena belum banyak yang terealisasi meskipun dia punya segala kemampuan, dana, track record, bahkan unsur genetik untuk bisa menjalankan semua rencananya.

Berkali-kali umpan lambung dia berikan kepada lawan saat ajang debat capres dengan berbagai pertanyaan mudah, tidak bicara tentang prestasinya, sampai menerima segala serangan tanpa melimpahkan kesalahan pada individu atau organisasi lain. Padahal dia adalah orator ulung dalam berbagai bahasa, punya kemampuan dalam retorika dan memberi semangat, dan punya banyak bukti untuk menyanggah segala tuduhan. Dia memilih untuk tetap konsisten dengan hanya membahas visi-misinya dan tidak melakukan serangan balik. Bahkan dengan besar hati memuji ide dari lawan politiknya. Tapi kenapa dia malah pasang badan untuk diserang?

Apakah dia tidak ingin menang? Apakah ini sebatas pencitraan? Atau hanya ingin menunjukkan betapa bodohnya kita? Hanya ingin mencontohkan konsistensi? Hanya untuk memberikan keteladanan? Hanya ingin menunjukkan apa arti negarawan? Apakah mungkin di saat sekarang ini masih ada yg namanya negarawan?

Tapi kenapa, Prabowo?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline