Lihat ke Halaman Asli

Rizka Verdiana

mahasiswi universitas darussalam gontor

Puisi: Aku

Diperbarui: 19 Februari 2021   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat sang fajar mulai memunculkan sinarnya, Saat gelapnya awan malam mulai tersingkirkan oleh senyuman indahnya sinar matahari pagi, Di saat itulah teriakan tangisan kecil terdengar indah menambah kebahagiann pagi itu  dan mata mungil mulai terbuka melihat alam dunia.

Tak lain lagi saat suara adzan terkumandang membisikkan ke arah telinga mungil seseorang yang sedang memelukknya, menambah kehangatan ketika suara itu semakin terdengar jelas yang membuat pelukan itu semakin erat seakan tak bisa untuk di lepaskan.

Kebahagiaan itu semakin bertambah lagi ketika tangisan kecil tedengar seperti ingin meminta sesuatu yang membuat semua orang di dalamnya tetuju padanya. Aluran tangan yang sergap dengan cepatnya menggendong dengan penuh kasih dan sayangnya membuat hati terasa nyaman, dan tak ada lagi tangis terdengar setelah itu. Sesekali mungkin ia merasa ingin marah ketika tangisan kecil itu terdengar di dalam tidul lelapnya, tapi dengan rasa cintanya ia selalu sabar untuk mengambil sosok yang berada d dalam pelukannya itu.

 Kerena itu adalah anugrah dan titipan dari allah yang harus d jaga dan d besarkan dengan penuh kasih sayang dan tangggung jawabdanpelengkap keluarga kecilnya. Sosok kecil itu adalah AKU, bayi yang lahir di pagi buta ketika fajar mulai menghilang di hadapan mata dan matahari pagi mulai memunculkan senyumnya yang menambahkan keindahan pagi itu.

Dan akhirnya, aku tumbuh menjadi gadis yang ingin membanggakan ayah dan ibuku. dengan segala kemampuanku aku akan meraih segala cita-citaku, dan membahagiakan ayah ibu ku yang tecinta. yang sampai saat ii dengan semnganyadan dengan segala sesuatu yang mereka berikan kepada ku dan segala kemampuan mereka untuk membahagiakanku, membiayai semuanya untuk meraih cita-citaku. maksaih ayah ibuku tercinta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline