Lihat ke Halaman Asli

rizskha amalia

Mahasiswa UPN "Veteran" Jakarta

Sering Digusur, Pedagang Kaki Lima Nekat Berjualan di Sekitar Rel

Diperbarui: 13 Maret 2019   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jakarta - Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sekitar stasiun tampak semrawut. Pasalnya, para pedagang kaki lima (PKL) menggelar lapak untuk berjualan dipinggir rel kereta api yang berjarak hanya sekitar tiga meter dari rel kereta api. Para pedagang kaki lima ini berjualan dengan bermodalkan tenda seadanya, meja, juga makanan dan minuman untuk diperjual belikan.

Pedagang yang berjualan merasa kesulitan karena tidak ada lapak untuk berjualan. Hal ini dirasakan oleh Sarwi (57) pedagang kaki lima yang berjualan pinggir rel kereta api sekitar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Mau gimana mbak, saya jualan dari pagi sampai sore untuk biayain anak. Kadang juga suka ada satpol PP yang menggusur dagangan saya. Namanya juga lapak gratisan, jadi sering terkena gusuran," ucap Sarwi saat ditemui di sekitar rel Kebayoran Lama. (Sabtu, 2/03/2019)

Sarwi mengatakan, jika dirinya membuka lapak jualannya tersebut sering merasa takut, hal ini dikarenakan masih banyak satpol PP yang selalu melakukan penggusuran terhadap para pedagang kaki lima. Terlebih lagi kepada para pedagang kecil yang sering membuka lapak dipinggir rel.

Baginya, terkena gusuran adalah makanan sehari-harinya. Walaupun  sering terkena gusuran, tetapi ia tidak pernah kapok dan tetap nekat untuk berjualan dipinggir rel. Karena hanya lahan itulah yang bisa membantu dirinya untuk berjualan demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan anaknya.

Selain Sarwi, pedagang kaki lima bernama Isa (45) juga kerap merasakan hal yang sama. Berjualan dipinggir rel kereta demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bermodalkan tenda dan etalase seadanya, Isa membuka lapak dagangannya dengan berjualan nasi dan gorengan dipinggir rel kereta api.

"Kalau saya buka lapak dipinggir rel kereta ini lumayan banyak yang beli, supir angkutan umum kadang suka berhenti disini. Jadi dagangan saya lebih sering dibeli oleh supir angkutan umum yang sedang berhenti. Lebih banyak ketakutannya juga sih saya berjualan disini, karena kan memang tanah disini tidak boleh digunakan untuk lapak berjualan. Saya nekat berjualan aja disini, karena kalau tidak berjualan saya tidak punya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi," tandas Isa.

Isa berharap, semoga ada penataan lebih baik dari pemerintah terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berada disekitaran Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Saya juga mau para pedagang di sini mendapatkan tempat berjualan yang layak dari pemerintah, seperti pedagang kaki lima yang berada di sekitaran Tanah Abang, diberikan lahan untuk mereka berjualan," jelasnya.

Sarwi dan Isa yang merupakan pedagang kecil mempunyai harapan besar kepada pemerintah untuk dapat melihat pedagang kecil seperti mereka yang sangat membutuhkan bantuan dan perhatian khusus, terutama memberikan lahan kepada pedagang kecil untuk berjualan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi.

Penulis : Rizskha Amalia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline