Lihat ke Halaman Asli

Persetan dengan Turnamen, Kami Butuh Liga Sepakbola!

Diperbarui: 21 Oktober 2015   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang penikmat sepakbola, Turnamen Piala Presiden 2015 yang baru saja usai memang seperti penyejuk dikala keringnya prestasi sepakbola Indonesia, atau penerang ditengah gelapnya sepakbola kita.

Semenjak dimulai pada 30 Agustus silam, semuanya yang semula mati suri kemudian hidup lagi, mereka yang menggantungkan hidup dengan berjualan disekitar stadion mulai berjualan dan meraih keuntungan. Tidak hanya ekonomi mikro, makro pun kembali bergairah, terbukti dengan banyaknya sponsor yang menggelontorkan dana agar turnamen ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan semua pihak.

Sebelumnya terimakasih kepada Mahaka Sports and Entertaiment (yang sebenarnya merupakan spesialis operator kompetisi basket nasional) sudah menjalankan turnamen sepakbola dengan baik dan profesional, setidaknya kinerja mereka lebih baik ketimbang PSSI.

Kini, Piala Presiden 2015 tinggal sejarah karena sudah berlalu, dengan Persib Bandung sebagai juara di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan pengamanan ekstra ketat dari pihak berwenang. Dengan santai, Joko Widodo menyatakan bahwa November dan Januari mendatang akan ada turnamen (lagi). Entah kenapa saya sama sekali tidak senang mendengar pernyataan ini. Persetan dengan turnamen, karena kami butuh liga sepakbola!

Sekarang siapa yang bisa menjamin Persib Bandung -sebagai kampiun Piala Presiden 2015- bisa berlaga di kompetisi internasional seperti AFC Cup musim depan? Karena Indonesia masih dihukum oleh FIFA, dan juga Piala Presiden bukan kompetisi resmi yang diadakan oleh PSSI.

Kalau memang PSSI bermasalah sehingga dibekukan oleh Menpora, kenapa para petingginya tidak ditindak? Saya salut dengan keberanian Menpora membekukan PSSI, namun tidak dilanjutkan dengan mereformasi tubuh PSSI. Kenapa pemerintah lebih sibuk dengan program Bela Negara, atau RUU yang membatasi gerak KPK? Kenapa tidak membuat undang-undang yang mengatur pengelolaan olahraga agar bisa terlahir kembali PSSI yang lebih sehat dan profesional?

Coba lihat generasi muda yang potensial yang saat ini nasibnya terkatung-katung karena liga tidak berjalan, lihat Evan Dimas yang sempat jadi primadona kini entah kemana setelah Persebaya 1927/Bonek FC kalah WO dari Sriwijaya FC. Tidakkah kita rindu melihat putra-putra terbaik Indonesia berlaga mengenakan kostum merah-putih dengan Garuda Pancasila di dada sebelah kiri?

Bagaimanapun juga, liga harus berjalan! Cukup tahun ini saja sepakbola nasional masuk kedalam masa yang suram. Kepada pemerintah saya harap segera lakukan Revolusi di tubuh PSSI, ada ribuan bahkan mungkin jutaan orang yang menggantungkan nasibnya kepada olahraga yang paling populer di negara ini.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline