Lihat ke Halaman Asli

Homo Sapiens (Manusia) Sang Pembawa Kepunahan

Diperbarui: 13 September 2022   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Picture : https://techno.okezone.com/read/2013/06/01/56/816012/ilmuwan-menduga-penyebab-kepunahan-manusia-purba

Sapiens seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, Sapiens merupakan spesies dari genus Homo yang menjadi satu-satunya spesies yang dapat bertahan di Bumi hingga saat ini dengan beragam kemampuan yang seiring waktu terus meningkat. 

Kemampuan yang terus berkembang itu memanglah bagus untuk pertumbuhan Sapiens namun yang tidak kita ketahui ialah ada beberapa faktor disekitar Sapiens yang dirugikan dalam perkembangan Sapiens itu sendiri.

Sapiens makhluk yang sangat cepat dalam berkembang pola fikirnya hal itulah yang membawa mereka dapat bertahan hingga saat ini, namun tak dapat dipungkiri hal tersebut juga membawa kepunahan pada spesies-spesies lainnya. Sapiens yang tadinya tidak mahir berburu menjadi semakin mahir, seiring bertambahnya perkembangan otak sapiens mereka mampu menjelajah benua-benua baru mereka yang berawalnya dari Afrika mampu bermigrasi ke Australia hingga Amerika.

Pola migrasi Sapiens inilah yang membawa kepunahan kepada makhluk-makhluk hidup ditempat yang mereka baru jajaki, berawal dari berebut lahan berburu dan bertani dengan kerabat-kerabatnya seperti Neanderthal yang akhirnya spesies tersebut punah karena terus menerus tergusur oleh keberadaan Sapiens, lalu ada spesies-spesies lainnya yang juga mengalami kepunahan akibat Revolusi Kognitif dan Revolusi Pertanian yang dialami oleh Sapiens.

Jika kita menganggap bahwa hewan-hewan purba pada zaman dahulu punah karena Perubahan Iklim sepenuhnya itu sangatlah salah, karena Sapiens berperan juga dalam kepunahan yang dialami hewan-hewan tersebut. Kepunahan-kepunahan ini terjadi saat para Sapiens (Pemburu) bermukim di pulau-pulau yang tersebar di bumi bahkan hingga yang terkecil.

Hal ini terjadi pada saat transisi dari Revolusi Kognitif ke Revolusi Pertanian, pada saat Revolusi Kognitif terjadi Bumi menjadi rumah bagi 200 Genus mamalia darat besar yang berbobot diatas 50 KG, namun pada saat terjadinya Revolusi Pertanian hanya 100 Genus mamalia tersebut yang dapat bertahan. 

Para Sapiens ini mampu mendesak separuh dari hewan-hewan darat yang sangat besar sekali ini dari muka bumi dan kepunahan ini terjadi sebelum Sapiens mampu melakukan Revolusi Industri.

Gelombang kepunahan yang utama bermula pada tahun 1500 SM, ketika para petani Polinesia memasuki dan bermukim di kepulauan Solomon, Fiji dan Kaledonia Baru. Mereka membunuh secara langsung maupun tidak langsung ratusan spesies burung, serangga dan penghuni setempat lainnya. Dari situ gelombang kepunahan bergerak secara bertahap menuju ke arah timur, selatan dan utara menuju jantung Samudra Pasifik.

Bencana serupa juga terjadi di hampir semua benua dari ribuan pulau yang bertebaran di Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Artika dan Laut Tengah. Hanya segelintir pulau-pulau terpencil saja yang lolos dari perhatian para Sapiens sampai zaman modern, seperti kepulauan Galapagos salah satu contoh fauna yang selamat dari kepunahan tersebut ialah Diprotodon Purba.

Namun apakah sampai disitu saja gelombang kepunahan tersebut? Tentu tidak sebab sejak Revolusi Industri terjadi para Sapiens dan Spesies-spesies hewan laut yang selamat dari Kepunahan yang terjadi pada Revolusi Kognitif dan Revolusi Pertanian kini mereka diambang kepunahan akibat dari Polusi Industri dan penggunan yang berlebihan pada sumber daya lautan.

Sejak terjadi Revolusi Kognitif sampai Revolusi Industri, Sapiens telah memegang rekor di antara semua organisme karena telah mendorong sebagian besar spesies hewan dan tumbuhan menuju kepunahan selain itu juga kita bisa lihat Sapiens berperang dengan Sapiens lainnya hanya untuk dapat bertahan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline