Lihat ke Halaman Asli

Rizqiyyah A Illahi

Wanita biasa yang senantiasa mencari rida-Nya. 😊

Kamu Bisa Antre, Idaman!

Diperbarui: 11 Agustus 2019   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MTR Hong Kong, Island Line. (Foto dan edit oleh Rizqiyyah)

Tahukah kamu bagaimana penulisan yang benar, antre atau antri?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penulisan yang benar adalah "antre" yaitu berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran contoh : membeli sesuatu, mengambil ransum, dan sebagainya.

West Rail Line, MTR Hong Kong. (Foto : Rizqiyyah)

Di setiap negara atau wilayah tentunya mempunyai tanda atau garis antre yang berbeda-beda.  Misalnya di Hong Kong, empat tanda panah warna putih di sisi kanan dan kiri untuk penumpang naik kereta  dan satu panah warna hijau di tengah untuk penumpang yang mau turun dari kereta.  

Tanda panah pada  platform stasiun dapat mempermudah penumpang mendapatkan tempat supaya antrean lebih rapi, mempermudah penumpang turun dari kereta dan naik ke dalam kereta, meminimalisir risiko atau bahaya pada penumpang, jika penumpang tidak bisa teratur saat antre maka akan terdorong dan terjatuh.

Menurut beberapa narasumber yang berada di Indonesia masyarakat Indonesia 'darurat antre' terutama saat menunggu kereta. Jadi, apa saja faktor yang membuat orang malas atau tidak bisa antre?

1. Terburu-buru.

Kesal banget tentunya kalau kita menghadapi orang yang sedang terburu-buru apalagi dia sampai mendorong kita tanpa permisi atau meminta maaf. Coba untuk mengatur waktu lebih baik lagi supaya lebih banyak waktu untuk mendapatkan antrean depan.

2. Mendapatkan Kursi atau Tempat Duduk.

Beberapa waktu lalu pernah ada seorang nenek yang sedikit mendorong saat saya antre masuk MTR, saya perhatikan ternyata nenek tersebut ingin cepat mendapatkan tempat duduk. Maklum saja mungkin karena sudah 'sepuh'. Tapi hal ini tidak patut ditiru ya kawan!

3.  Kurangnya Edukasi Antre di Sekolah.

Seingat saya dulu waktu SD (Sekolah Dasar) kami harus baris di depan kelas untuk masuk kelas, tapi semenjak kelas V (lima) aturan itu sudah hilang dan waktu saya menjadi santri di pondok pesantren saya banyak belajar tentang mengantre,antre ke toilet, antre mandi, antre wudhu, antre mengaji, antre ambil makan dan lain sebagainya. 

Menurut polling yg saya buat di  insta story instagram saya sebagian besar memilih tidak pernah ada edukasi tentang mengantre dengan baik.

4.  Infrastruktur dan Sistem Kurang Baik.

Fasilitas dan kenyamanan saat mengantre juga menjadi salah satu faktor malasnya orang mengantre. Tapi menurut saya meskipun sistemnya kacau kalau kita mempunyai empati dan disiplin yang tinggi kita dapat mengantre dengan baik.

5. Umur dan Pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline