Lihat ke Halaman Asli

Pemberdayaan UMKM Kerupuk Puli mengenai Pentingnya Branding Produk serta Digital Marketing di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 1 September 2021   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa pandemi Covid-19 saat ini banyak masalah yang timbul karena terhambat oleh hal ini dalam berbagai bidang. Salah satu contoh yang paling besar yaitu dalam aspek ekonomi serta Pendidikan, dimana proses-nya dilakukan secara online (daring) untuk mematuhi PPKM (Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). 

Pelaksanaan daring ini juga berlaku untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa hampir seluruh Universitas, salah satunya, yaitu Universitas Jember dengan nama KKN Back to Village. Saat ini mahasiswa Universitas Jember melaksanakan KKN BTV gelombang ke-3 sehingga disebut KKN BTV III. 

Kegiatan ini dilakukan pada desa asal masing-masing dengan tujuan dapat memberdayakan masyarakat desa tersebut, dengan 5 tema yang salah satunya adalah "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19". Tema ini bertujuan untuk membantu masyarakat desa tujuan KKN untuk meningkatkan atau memberdayakan wirausaha yang ada.

Salah satu mahasiswa dengan Dosen Pembimbing Lapang Nurul Dwi Novikarumsari, S.P, M.Si melakukan KKN BTV III di desa Bluto, Kec. Bluto Kab. Sumenep dengan tema  "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19". 

Hal ini karena setelah melakukan observasi masalah dengan ibu kepala desanya, didapatkan informasi bahwa pada desa Bluto terdapat banyak UMKM, namun ada yang masih berjalan dan ada yang sudah berhenti. UMKM yang masih berjalan tersebut banyak diantaranya yang memproduksi kerupuk dengan jenis bahan baku yang berbeda. 

Dari beliau juga didapatkan sasaran untuk program kerja KKN yaitu usaha Kerupuk Puli ibu Siti. Beliau mengatakan " Usaha mereka tetep berjalan hingga sekarang, namun sepertinya butuh bantuan karena proses penjualannya masih menggunakan cara tradisional dan produk tidak memiliki label". 

Setelah dilakukan wawancara dengan sasaran diketahui bahwa identifikasi masalahnya terdapat di cara penjualan dari mulut-kemulut, pengemasan yang kurang baik karena tidak terdapat label produk. 

Apalagi pada masa pandemic ini banyak mengalami penurunan karena banyak warung makan yang memesan pada ibu Siti tutup karena PPKM serta terhambatnya transportasi dalam proses pengiriman. 

Oleh karena itu hasil analisis masalah ini dibuat menjadi program kerja KKN untuk membantu memberi solusi dari masalah tersebut.

Gambar 1. Pelatihan Kelas KKN bersama sasaran

 (Dokpri)

Kegiatan-kegiatan dari program kerja ini terdiri dari pelatihan kelas KKN sebanyak empat kali untuk memberikan informasi dan memberi arahan untuk mengatasi masalah yang timbul. 

Pelatihan-pelatihan ini diantaranya yaitu: pengenalan digital marketing sebagai media promosi secara online, Sarana media yang diperlukan selama proses digital marketing seperti pembuatan akun media sosial untuk melakukan promosi secara online, kemampuan dalam melakukan editing label produk untuk mempercantik promosi yang dilakukan secara digital marketing serta pentingnya pengemasan yang baik untuk lebih menarik minat konsumennya. 

Setelah melakukan pelatihan, mahasiswa KKN akan mendampingi dalam mengaplikasikan informasi dari pelatihan-pelatihan sebelumnya. 

Program kerja KKN ini dilakukan selama 1 bulan dari 11 Agustus -- 9 September 2021. Hal yang ingin dicapai dari program kerja ini adalah teratasinya masalah-masalah yang dimiliki ibu Siti serta penjualan tetap meningkat meskipun masih dalam masa pandemic Covid-19.

20210829-165352-612ef4db0101905f30650352.jpg

Gambar 2. Pendampingan Proses Pengemasanbersama suami ibu Siti (Dokpri)

 







BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline