Kau memunculkan aku di antara lengang bebatuan, di celah-celahnya.
Kaudapati aku sedang mengadu warna-warna bunga, yang sibuk berdandan sedemikian rupa.
Kaulihat aku sedang bahagia: dengan alis-alis mataku yang berkedut-kedut memperlihatkan bagaimana cahaya jatuh dari alis mataku, dan tersangkut di bulu-bulu mata yang lentik.
Aku tak sedang menantimu, kau begitu
lapar, aku tak punya makanan yang lebih,
apalagi cukup, Sayang.
Jangan terlalu merimbun di balik tubuhku yang kurus ini.
Kautahu, mataku tak seberwarna
bunga-bunga aduan milikku sendiri.
2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H