Assalamualaikum gaes, belajar bareng adalah sebuah cara menumbuhkan pengetahuan yang kuat dalam memori kita, karena bersama kita mengerti dan bersama kita pahami. Okeh, kali ini topic bahasannya adalah tentang pembentukan konsep, logika dan pengambilan keputusan. Dalam kehidupan kita pastilah itu semua berlaku untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Proses berfikir merupakan aspek terpenting, karena dalam prose berfikir kita akan membentuk representasi mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas dan kecerdasan. Nah, setelah proses berfikir itulah pembentukan konsep dimulai. Dimaulai kita berasosiasi dari pembelajaran konsep yaitu menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus dengan respons yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep dan non-penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus dengan respons untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep. Seperti saat kita memahami bahwa David Beckham merupakan pesepakbola sukses maka kita merespon bahwa David Beckham memiliki kekayaan berlimpah dari kerja keras sebagai pemain sepak bola. Dari sinilah logika dimulai, Aristoteles pun memperkenalkan sistem penalaran atau validasi argument yaitu silogisme. Silogisme memiliki 3 langkah: premis mayor, premis minor dan konklusi. Konklusi diperoleh ketika penalaran silogistik diakui valid jika premis-premisnya akurat dan bentuknya benar. Contohnya, premis mayor menyatakan bahwa semua laki-laki adalah makhluk hidup dan premis minornya menyatakan bahwa David Beckham adalah laki-laki maka dalam konklusinya adalah bahwa David Beckham merupakan makluk hidup. 4 kemungkinan logika deduktif (Johnson-Laird, 1995):
- Kesimpulan relasional berdasarkan perangkat logis dari hubungan sebagai: lebih dari, di sebelah kanan dari, dan setelah.
- Kesimpulan preposisional berdasarkan negasi & dalam koneksi seperti jika, atau, & dan.
- Silogisme berdasarkan pasangan premis yang masing-masing berisi pemberi sifat tunggal seperti seluruh atau sebagian.
- Menjumlahkan kesimpulan kuantitatif berdasarkan premis yang berisi lebih dari satu kesimpulan.
Selanjutnya penalaran, penalaran induktif merupakan keputusan berdasarkan pengalaman masa lalu dan kesimpulannya berdasarkan apa yang dirasa sebagai pilihan terbaik dari sejumlah alternatif. Tversky (1972) menyatakan bahwa dalam mengambil keputusan, kita memilih alternatif dengan cara mengeliminasi pilihan yang kurang menarik secara bertahap yang disebut eliminasi oleh aspek. Pengambilan keputusan dalam kehidupan nyata kita dapat diambil dari proses logika dalam mengahadapi sebuah stimulus dimana kita meresponnya. Hal yang dibutuhkan adalah argumentasi kita dalam merespon stimulus tersebut dengan maksud menghubungkan maksud dan tujuan. Tversky & Kahneman (1981) menjelaskan kerangka keputusan adalah konsepsi tindakan, hasil keluaran serta kontigensi pembuat keputusan yang diasosiasikan dengan pilihan-pilihan tertentu. Kerangka diadopsi seseorang saat akan membuat keputusan, dikendalikan oleh formulasi masalah serta norma, kebiasaan dan karakteristik personal. Kerangka berperan sangat kuat dalam menentukan kesimpulan yang dicapai individu dengan fakta-fakta esensial yang diberikan, tapi dalam konteks yang berbeda. Oke gaes semoga ilmu yang kita diskusikan bareng ini bermanfaat. Amin, byee..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H