Lihat ke Halaman Asli

Rizqi Anisa

Mahasiswa PPG

Limbah Kulit Salak Bisa Dikonsumsi? Amankah?

Diperbarui: 23 September 2024   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OBUSA "Olahan Buah Salak" (Projek Kepemimpinan Mahasiswa PPG Prajabatan UAD)

Salak merupakan salah satu buah tropis yang tumbuh subur di Indonesia, hal tersebut menyebabkan hasil panen buah salak sangat melimpah. Sejauh ini, buah salak hanya dimanfaatkan daging buahnya untuk menjadi sebuah produk olahan, terutama untuk dikonsumsi secara aman, padahal kulit dan biji buah salak dapat dikembangkan menjadi suatu produk layak konsumsi. Secara ekonomis kulit salak merupakan limbah yang sudah tidak digunakan lagi, akan tetapi sebagian masyarakat menggunakan kulit salak untuk obat diabetes. 

Kulit buah salak berpotensi sebagai obat tradisional karena senyawa yang dikandungnya berupa senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar gula darah (Kanon et al., 2012). Flavonoid adalah metabolit sekunder dari polifenol, ditemukan secara luas pada tanaman serta makanan (fitonutrient) dan memiliki berbagai efek bioaktif termasuk anti-virus, anti-inflamasi, kardioprotektif, antidiabetes, anti kanker, anti penuaan, antioksidan dan lain-lain (Sari et al., 2023). Uji fitokimia menunjukkan bahwa sampel kulit buah salak mengandung senyawa flavonoid, tanin dan antioksidannya (Dhyanaputri, 2016).

Teh kulit salak semakin populer sebagai minuman herbal yang dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan. Namun, banyak orang yang masih mempertanyakan keamanannya dalam konsumsi jangka panjang. Atas beberapa kandungan kulit salak yang telah dijelaskan sebelumnya, lalu seberapa aman teh ini dikonsumsi?

Manfaat Teh Kulit Salak

  1. Menjaga Kesehatan Pencernaan: Kandungan serat pada kulit salak membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
  2. Antioksidan Alami: Teh kulit salak kaya akan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, menjaga kesehatan kulit, serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.
  3. Menurunkan Gula Darah: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh kulit salak dapat membantu mengatur kadar gula darah, sehingga berpotensi bermanfaat bagi penderita diabetes.
  4. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh: Senyawa alami dalam kulit salak membantu memperkuat sistem imun tubuh sehingga lebih tahan terhadap serangan penyakit.

Keamanan dan Efek Samping

Secara umum, teh kulit salak dianggap aman dikonsumsi dalam batas yang wajar. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Pengolahan yang Tepat: Pastikan kulit salak yang digunakan telah dicuci bersih dan direbus dengan benar untuk menghindari kontaminasi bakteri atau zat berbahaya.
  2. Konsumsi Berlebihan: Seperti minuman herbal lainnya, mengonsumsi teh kulit salak secara berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti diare atau kembung.
  3. Reaksi Alergi: Meskipun jarang, beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadap kulit salak. Sebaiknya hentikan konsumsi jika timbul gejala seperti gatal-gatal atau gangguan pencernaan.
  4. Efek pada Ibu Hamil dan Menyusui: Wanita hamil dan menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi teh kulit salak, karena belum ada penelitian yang cukup mengenai efeknya pada kondisi ini.

Konsumsi kulit salak pada umumnya dibuat dalam bentuk ekstrak seperti teh, dimana kulit salak dikeringkan kemudian setelah kering dihaluskan hingga berbentuk serbuk dan diseduh menggunakan air panas. Hasil penelitian oleh Fatimawali & Bodhi, 2012 menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah salak memiliki efek pada penurunan kadar darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa.  Perlu diperhatikan bahwa, penggunaan air panas untuk menyeduh serbuk kulit salak harus memperhatikan suhu dan waktu penyeduhan karena dapat berpengaruh terhadap jumlah kandungan zat gizi yang ada pada teh kulit salak tersebut, dikarenakan suhu dan waktu penyeduhan mempengaruhi kontak langsung antara air dan serbuk ekstrak kulit salak. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sholihah & Tarmidzi (2022) menjelaskan bahwa perbedaan suhu dan waktu seduhmempengaruhi kandungan senyawa fitokimia dalam teh kulit salak. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu penyeduhan mempengaruh kadnungan antioksidan, kafein, tanin dan gula total dalam teh kulit salak. Minuman teh kulit salak dilakukan pengujian kualitas mutu kering, seduhan, kimia, cemaran logam dan cemaran mikroba sudah sesuai dengan syarat mutu minuman teh sehingga minuman teh kulit salak ini aman untuk dikonsumsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline