Lihat ke Halaman Asli

Rizqi Rahayu

memanusiakan manusia

Tarhib Ramadhan di Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi

Diperbarui: 20 Maret 2023   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Minggu, 19/03/2023 Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi mengadakan kegiatan Tarhib Ramadhan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyambut datangnya bulan ramadhan sekaligus mempersiapkan diri untuk agar siap menghidupkan bulan ramadhan. 

Kegiatan Tarhib Ramadhan ini diikuti oleh seluruh civitas akademika Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi bahkan dihadiri oleh orang tua/wali santri. Mengutip apa yang disampaikan oleh Dr. K.H. E.S. Mubarok, M.Sc., M.M. selaku dewan pembina dan pimpinan Pondok Pesantren Darussyifa Al Fithroh YASPIDA Sukabumi beliau mengatakan bahwa untuk meraih kesuksesan di bulan ramadhan ini ada 2 kunci yaitu niat dan imsak.

Pertama niat, secara bahasa, niat adalah al-qashd, yang artinya keinginan, motif, dorongan. Sementara secara istilah syar'i, niat didefinisikan sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah sekaligus diikuti dengan pekerjaannya yang letaknya berada di dalam batin atau hati. 

Niat memiliki dua fungsi utama, pertama yaitu untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Lalu, yang kedua yaitu untuk membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Apakah seseorang itu beribadah karena mengharap rida Allah ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia. Dengan demikian, setiap perbuatan mulai dari puasa ramadhan dan amal perbuatan lainnya harus diniatkan ikhlas karena Allah SWT.

Kedua imsak, secara imsak adalah menahan. imsak berarti menahan tidak makan, menahan tidak minum, menahan tidak marah. Sedangkan secara istilah syar'i menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dan menahan dari hal-hal yang mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa. Begitupun dalam amal ibadah yang lainnya. 

Jika manusia beribadah puasa dan beribadah yang lainnya niatnya sudah ikhlas karena Allah SWT dan sudah mampu imsak dalam arti menahan diri sebagaimana apa yang telah dijelaskan , maka manusia itu akan menjadi manusia mulia sukses dunia dan akhiratnya. Aamiin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline