Lihat ke Halaman Asli

Rizqi Rahayu

memanusiakan manusia

Membina Kehidupan Beragama dalam Kampus

Diperbarui: 12 Oktober 2021   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Dokpri

Sasaran pembinaan kehidupan beragama dalam kampus adalah manusia muda yang masih dalam pertumbuhan, yaitu mereka yang berada pada umur pembinaan terakhir berkisar pada umur 18-24 tahun. Mereka bukan lagi anak-anak yang dapat kita nasehati, dididik, diajar, dengan mudah dan bukan pula orang dewasa yang dapat kita lepaskan untuk bertanggung jawab sendiri atas pembinaan pribadinya. 

Mereka adalah orang-orang yang sedang berjuang untuk mencapai kedudukan sosial yang mereka inginkan, dan bertarung dengan macam-macam problema kehidupan untuk memastikan diri serta mencari pegangan untuk menenteramkan bathin dalam perjuangan hidup yang tidak ringan itu.

Keadaan jiwa pemuda/pemudi dalam kampus yang unik dan khas seperti itu, perlu diperhatikan dalam membawa mereka dalam penghayatan agama yang akan menjadi bekal hidup yang abadi bagi mereka. 

Kita tidak cukup dengan memikirkan cara dan metode pendidikan agama saja, tapi jauh lebih penting dari itu memberikan pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap mereka secara perorangan di samping secara umum.

Sekedar pegangan dalam membina kehidupan beragama pemuda/pemudi, Zakiah (1976: 128) memberikan beberapa segi yang perlu mendapat perhatian, yaitu:

1. Memperlihatkan bahwa kita memahami mereka

Seorang pembina jiwa harus dapat memahami orang yang akan dibinanya. Setiap orang, terutama pemuda/pemudi akan merasa senang apabila orang lain dapat memahaminya dan mengerti perasaannya.

2. Pembinaan secara konsultasi

Hendaknya setiap pembina kehidupan beragama itu terbuka untuk menampung, mendengarkan ungkapan perasaan yang dialami oleh masing-masing mereka. Kadang-kadang perlu disediakan waktu untuk mendengarkan keluh kesah mereka. 

Dalam kesempatan itu, yang sangat diperlukan adalah kemampuan untuk mendengarkan secara baik dan aktif, inilah yang dinamakan dalam seni mendengar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline