Lihat ke Halaman Asli

Rizqi Rahayu

memanusiakan manusia

Memakmurkan Malam Nisfu Sya'ban

Diperbarui: 28 Maret 2021   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nisfu sya'ban: gambar dari Headline.co.id

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ad Dukhon ayat 1-4 yang artinya: "Haa mim, demi kitab-kitab yang memberi penjelasan, sesungguhnya kami telah menurunkan pada kitab di waktu malam yang diberkahkan, sungguh kami lah yang memberi peringatan, pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah".

Memahami kandungan Q.S. Ad Dukhon ayat 1-4  ada beberapa ahli tafsir yang memberikan pendapat, yaitu:

1. Pendapat Imam Ar Rozi

Imam Ar Rozi menjelaskan dalam kitabnya, Tafsir Kabir juz 7 halaman 446-447 bahwa yang dimaksud dengan fii lailatim mubarokah dalam ayat tersebut adalah lailatul qodar sebab malam diturunkannya al Qur'an. Selain berpendapat demikian, Imam Ar Rozi juga sependapat dengan pendapat Ulama yang lain yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan fii lailatim mubarokah di sini adalah malam nisfu sya'ban (malam tanggal 15 bulan Sya'ban). Namun bukan berarti di malam tersebut diturunkannya al Qur'an. 

Sebab sudah ittifaq para Ulama bahwa turunnya al Qur'an pada lailatul qodar, dengan alasan ada lafadz, fiihaa yufarriqu kullu amrin hakiim yang artinya pada malam yang dipisahkannya segala urusan. Maka fii lalilatim mubarokah yang dimaksud adalah malam nisfu sya'ban. Hal ini menunjukkan bahwa malam nisfu sya'ban adalah di antara malam yang Allah berkahi, malam yang dimana semua hal akan Allah takdirkan selama satu tahun, bagi yang beribadah maka ibadahnya akan diunggulkan, malam turunnya rohmat, malam dimana Allah akan memberikan ampunan, malam dimana Allah sudah memberikan syafa'at yang sempurna kepada Rasulullah saw. 

2. Pendapat Ibnu Jarir

Imam Muhammad Ibnu Jarir At Thobary (Ibnu Jarir) menjelaskan Q.S. ayat 1-4 dalam kitab Tafsir At Thobary jilid 9 juz 25 halaman 65, bahwa yang dimaksud dengan fii lailatim mubarokah adalah malam nisfu sya'ban hal ini merujuk hadits Rasulullah saw yang artinya: "telah diterima dari Ikrimah, yang menjelaskan firman Allah Ta'ala (fiihaa yufarriqu kullu amrin hakiim) yaitu malam nisfu sya'ban, di malam tersebut dipastikan daftar yang hidup, dipisahkan dari yang sudah meninggal, yang berangkat haji di tahun tersebut dipastikan jumlah sehingga tidak akan ada penambahan atau pengurangan".

3. Pendapat Syekh Jamal

Imam Sulaiman bin 'Umar Al Ajili Asy Syafi'i (Syekh Jamal) dalam tafsirnya kitab Al Futuuhatul Ilaahiyyah juz 4 halaman 100, beliau menukil dalam kitab Al Qurtuby yang diriwayatkan oleh Syekh Tsa'laby, ada satu hadits yang artinya: "telah diterima dari kangjeng Nabi Muhammad saw, beliau bersabda; di mana datang bulan Sya'ban maka harus sholat di waktu malamnya dan harus puasa di waktu siangnya, karena Allah SWT menurunkan rohmatnya di waktu magrib ke langit dunia sambil berkata; apakah ada orang yang meminta ampunan? maka kami akan mengampuni, apakah ada yang diberi balai? maka akan kami sehat dan waraskan, apakah ada yang meminta rizqi? maka akan kami beri rizqi? apakah ada yang demikian itu? sampai terbitnya fajar.

Berdasarkan pendapat dan penjelasan dari para Ulama tersebut, bahwa malam nisfu sya'ban digantinya buku amalan setiap hal yang mencakup semua amal manusia. Malam nisfu sya'ban pun malam yang penuh berkah dan rohmat, ibadah diunggulkan, dan catatan buku amal yang baru akan diturunkan. Dengan demikian, alangkah bagusnya kita semua memperbanyak amal pada malam nisfu sya'ban, bertaubat kepada Allah SWT dari segala dosa yang telah terlewat dan meminta takdir yang baik dan maslahat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline