Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Undip di Desa Bengle, Pengelolaan Keuangan Digital

Diperbarui: 20 Agustus 2024   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rizqi Maulidan/dokpri

Bengle, 29 Juli 2024 - Program "Pengelolaan Keuangan Digital" telah sukses dilaksanakan di Desa Bengle, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali, dengan sasaran utama para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mayoritas adalah pemilik warung kelontong. Program ini diinisiasi oleh Rizqi Maulidan Prasetyo Aji, mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Diponegoro (UNDIP), yang tergabung dalam tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) II UNDIP 2024 di Desa Bengle.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam mengelola keuangan secara digital melalui penggunaan aplikasi Bukuwarung. Desa Bengle, yang memiliki wilayah cukup luas dan jumlah pemilik warung kelontong yang signifikan, masih banyak menerapkan pencatatan keuangan secara manual. Metode ini kerap kali menyebabkan kelalaian yang berdampak pada pengelolaan untung rugi yang kurang optimal. Oleh karena itu, program ini diharapkan dapat membantu para pelaku usaha mencatat keuangan dengan lebih mudah dan mendetail.

Pelaksanaan program dilakukan dengan metode door to door, di mana Rizqi bersama timnya mengunjungi satu per satu pemilik warung kelontong. Pada setiap kunjungan, Rizqi memaparkan manfaat penggunaan aplikasi Bukuwarung serta memberikan panduan langkah demi langkah tentang cara mendaftar dan menggunakan aplikasi tersebut. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan pendekatan yang ramah, Rizqi berhasil menarik perhatian para pelaku usaha, yang sebagian besar tertarik untuk mulai memajukan usaha mereka melalui pencatatan keuangan digital.

Program ini mendapat respon yang sangat positif dari para pelaku usaha. Banyak dari mereka yang merasa terbantu dengan adanya program ini, karena aplikasi Bukuwarung memungkinkan mereka untuk mencatat transaksi dengan lebih rapi, mengelola stok barang, dan memantau keuntungan secara lebih akurat. Antusiasme para pemilik warung kelontong sangat terlihat, dengan banyak di antara mereka yang berkomitmen untuk mulai menggunakan aplikasi tersebut demi kemajuan usaha mereka.

Sebagai bagian dari program, setiap pelaku usaha juga menerima leaflet yang memaparkan secara ringkas manfaat penggunaan aplikasi Bukuwarung serta panduan praktis tentang cara mendaftar dan menggunakannya. Leaflet ini diharapkan dapat menjadi panduan yang berguna bagi mereka ketika mulai beralih ke pencatatan keuangan digital.

Dengan wilayah Desa Bengle yang luas dan jumlah pemilik warung kelontong yang cukup banyak, program ini diharapkan bisa memberikan dampak positif yang signifikan. Penerapan pencatatan keuangan secara digital diharapkan tidak hanya mempermudah pengelolaan usaha, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam mencatat keuangan, sehingga para pelaku usaha bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis mereka.

Program "Pengelolaan Keuangan Digital" ini merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan literasi keuangan digital di kalangan pelaku UMKM di Desa Bengle. Rizqi Maulidan Prasetyo Aji, sebagai penggagas program ini, berharap agar teknologi keuangan digital dapat membantu para pemilik warung kelontong di desa ini untuk memajukan usaha mereka dan mencapai kesuksesan yang lebih besar. Respon positif dari audiens menunjukkan bahwa program ini telah berhasil membuka wawasan mereka tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang lebih modern dan efektif.

leaflet/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline