Lihat ke Halaman Asli

Rizqi FauziMaulana

Mohon maaf apabila terjadi kesalahan.

Pluralisme, Manusia, dan Islam

Diperbarui: 25 April 2021   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Allah SWT. telah menekankan kepada semua umat manusia (bukan hanya kepada umat Islam) yang ada di dunia ini, bahwasanya Allah SWT. menciptakan umat manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan yang darinya itu dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal (QS. Al-Hujurat Ayat 13). Keberagaman yang Allah SWT. ciptakan semata-mata agar semua umat manusia itu merenungi dan memahami bahwasanya tidak ada perbedaan antar umat manusia yang didasari atas unsur SARA (suku, agama, dan ras). Semua umat manusia di dunia ini memiliki kedudukan dan derajat kemanusian yang sama di mata (penilaian) Allah SWT. Untuk itu manusia dituntut untuk saling mengenal dan saling membantu satu sama lain. Hal ini merupakan salah satu bentuk cerminan dari Islam sebagai "rahmatal lil 'alamin" yang berarti rahmat bagi alam semesta.

Pluralisme atau keberagaman sudah menjadi ketetapan dari Allah SWT. yang menjadi kenyataan yang harus diterima oleh siapapun. Pluralitas agama dan umat bergama sudah ada dari sebelum Islam datang. Setiap agama yang benar pasti mengajarkan tentang perdamaian dan toleransi. Kedua ajaran tersebut wajib ditaati oleh umat beragama manapun. Sikap-sikap kemanusiaan yang terkandung didalamnya harus selalu tercermin pada individu umat beragama dimanapun dan kapanpun.
Pluralisme menurut pandangan Islam antara lain:

  • Keberagaman merupakan anugerah yang sangat indah dan menakjubkan untuk dipelajari oleh semua umat manusia.
  • Pluralisme sebagai salah satu bentuk pengakuan eksistensi agama dan akidah umat lain, seperti yang terkandung dalam "Piagam Madinah".
  • Dengan adanya keaneragaman ini, Islam dituntut untuk lebih bisa menengahi agar kedamaian di muka bumi ini tetap terjaga sebagaimana mestinya.

Disetiap keberagaman, pasti ada pula perbedaan dalam penyikapan. Sikap kemanusiaan yang dimiliki setiap individu tingkat responsivitasnya berbeda pula. Untuk itu, Islam telah mengajarkan kepada umatnya beberapa sikap dalam menghadapi perbedaan ini, yaitu:

  • Jika terjadi perselisihan, maka selesaikan dengan jalur diplomasi (berdialog dan berdiskusi) untuk mencari titik temu.
  • Bergaul dengan siapapun tanpa memandang unsur SARA (suku, agama, dan ras).
  • Tidak menganggap perbedaan sebagai ancaman.
  • Tidak melakukan diskriminasi terhadap siapapun.
  • Tidak fanatisme terhadap suatu golongan atau golongan sendiri.

Dari beberapa uraian diatas, perbedaan tidak akan pernah jauh dari manusia. Dari situlah diperlukan adanya penengah. Penengah tersebut adalah Islam. Jika Islam tidak ada di dunia ini, niscaya perbedaan akan sulit diterima oleh siapapun. Islam dengan penuh rahmat senantiasa mengajarkan pentingnya menjaga tali persaudaraan antar sesama umat manusia. Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk selalu baik kepada sesama walaupun telah mendapatkan perlakuan yang kurang baik. Pluralisme, manusia, dan Islam merupakan sebuah kenyataan yang seimbang. Dimana ketiganya tidak akan pernah terpisah ataupun memisahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline