Lihat ke Halaman Asli

Pembuatan Popok Reusable Guna Mengurangi Intensitas Dampak Buruk Lingkungan akibat Limbah Popok Sekali Pakai

Diperbarui: 26 Maret 2022   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kegiatan pembuatan Popok Reusable guna mengurangi intensitas dampak buruk lingkungan akibat limbah popok sekali pakai ini terlaksana pada hari Jum'at (18/3) sampai Minggu (20/3) di Balai Desa Tlasih. Dilakasanakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi dan Manajemen Universitas Muhammadiyah sidoarjo.

Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu kader posyandu di wilayah setempat. Sekaligus juga mengajarkan dan mengsharingkan perilaku baik untuk lebih memilih untuk membuat popok yang bisa digunakan berkali-kali daripada harus menggunakan popok sekali pakai.

Dalam workshop ini ibu-ibu kader posyandu diajarkan membuat pola popok, mengukurnya jika digunakan pada bayi atau balita, juga dipandu dalam hal menjahit.

Dok. pribadi

"Senang sekali ketika workshop seperti ini ada di wiayah kami. Karna disini kita jadi tahu cara untuk membuat sendiri , mempunyai pengalaman membuat dan bahkan ada bekal untuk jika nantinya akan membuka usaha Popok Reusable sendiri". ujar Nur Aisah salah satu ibu-ibu posyandu yang mengikuti workshop ini.

Dok. pribadi

Banyak sekali memang manfaat dari diadakannya workshop ini. Bukan hanya mengajarkan warga khususnya ibu-ibu setempat dalam pembuatannya tapi juga mengajarkan mereka secara tidak langung untuk mempunyai keahlian dalam membuatnya.

"Mas Andik (Dosen Umsida) nanti akan ada orderan bikin popok yang dikerjakan ibu-ibu yg ikut pelatihan kemarin". katanya sambil kegirangan

Bukan hanya keuntungan diatas saja, tapi ibu-ibu yang mengikuti ini khususnya Nur Aisah merasakan mendapatkan keuntungan lainnya.

"Dapat ilmu iya. Dapat snack dan makan iya.Dapat seneng apalagi. Dapat amplop isinya cuan (uang) iya. Katanya dapat mesin jahit juga nanti, Banyak kan mbak untungnya. Pokok e uwaaakeh mbk untunge yang ga bisa  disebutin satu-satu". Ujar Nur Aisah menjelaskan kembali

Workshop ini sedikit membantu penanganan permasalahan lingkungan dimulai dari kebiasaan yang paling kecil dahulu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline