Lihat ke Halaman Asli

Antara Kartini, Kebaya dan Karnaval

Diperbarui: 21 April 2018   04:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Luluk Nur Fitriah.

Raden Ajeng Kartini (RA. Kartini), namanya dikenang diseluruh penjuru nusantara sebagai penggagas kebangkitan wanita (baca: emansipasi). Bahkan tanggal kelahirannya dijadikan hari khusus untuk mengenang seluruh jasanya, Namanya juga diabadikan sebagai lagu Nasional. 

Saat ini tanggal 21 April 2018 kita memperingati bersama hari kelahiran Kartini yang biasa dikenal dengan sebutan "Hari Kartini", lantas bentuk peringatan seperti apa yang ada saat ini? 

Seingat saya, dulu jaman saya TK sampai SD hari Kartini diperingati dengan cara karnaval dengan berpakaian kebaya mengelilingi kampung, ya hal itu bahkan sampai saat ini dilakukan di daerah saya atau mungkin bukan hanya di daerah saya saja banyak juga di daerah-daerah lainnya yang menjadikan karnaval sebagai bentuk peringatan Hari Kartini. Dari hal tersebut muncul pertanyaan dibenak saya, mengapa karnaval dijadikan sebagai sarana untuk memperingati Hari Kartini?

Karnaval dalam KBBI yaitu pawai dalam rangka pesta perayaan (biasanya mengetengahkan bermacam corak hal yang menarik dari yang dirayakan itu). Dilihat dari definisinya saja sudah dapat kita ketahui bahwa karnaval akan menonjolkan hal yang berkenaan dengan apa yang sedang dirayakan. 

Saat ini coba kita pikirkan, pada saat perayaan hari Kartini di sekolah-sekolah melakukan karnaval dengan berpakaian kebaya apakah itu mencerminkan seorang Kartini? Padahal bukan hanya Ibu Kartini saja yang memakai kebayakan? Jaman dahulu di tanah Jawa para wanita memakai pakaian kebaya yang seperti Ibu Kartini kenakan, artinya kebaya bukan menjadi sebuah ciri khas dari Ibu Kartini karena banyak orang yang memakai pakaian seperti beliau.

Memperingati dalam konteks hari Kartini memiliki arti mengenang, dengan kata lain mengenang Ibu Kartini. Adanya Hari Kartini bertujuan untuk mengenang perjuangan beliau dalam mengangkat derajat para wanita, dengan karnaval apakah anak-anak benar-benar dikenalkan pada sosok wanita bersejarah tersebut? 

Jawaban dari saya adalah tidak! Karena ketika selesai karnaval maka selesai pula perayaannya, jadi dimana letak mengenang Ibu Kartini?. Bahkan karnaval dijadikan sebagai ajang  perlombaan untuk mengenakan kebaya yang bagus dan harga yang mahal, jika anak mengenakan kebaya yang biasa-biasa saja maka orangtua yang merasa malu terhadap teman sesama wali muridnya.

Acara peringatan Hari Kartini ini akan lebih efektif dan lebih bermanfaat jika diganti dengan kegiatan yang lebih mengenalkan bagaimana sosok Kartini pada anak karena "bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" jika mengenal saja tidak, lantas bagaimana calon penerus bangsa yang masih kecil ini akan dapat menghargai pahlawannya. Bisa saja 10 tahun mendatang nama pahlawan sudah luntur dan tidak diketahui lagi karena salah dalam cara mengenangnya.

Selamat Hari Kartini 21 April 2018

Untuk para Kartini Kartini, Jadilah Kartini yang sesungguhnya

Salam Kartini 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline