Seorang konselor harus memiliki teknik dalam berkomunikasi dengan konseli, agar konselor dapat menggali lebih banyak informasi yang dibutuhkan dari konseli. Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang teknik komunikasi yang dimiliki konselor ada baiknya kita mengenal dulu apa itu Komunikasi.
Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Sedangkan menurut pak Evertt M. Rogers komunikasi adalah proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses dimana dua orang atau lebih membentuk hubungan dan saling bertukar informasi.
Nah, seorang konselor ternyata memiliki dua macam teknik komunikasi yaitu teknik komunikasi verbal dan non-verbal. Sekarang mari kita jabarkan keduanya
Teknik komunikasi verbal
Verbal adalah seni mendengar dan bertanya yang mencakup pemilihan waktu, kata dan jenis pertanyaan. Sementara teknik komunikasi verbal adalah sarana utama untuk menyatakan perasaan , pikiran dan maksud dengan menggunakan kata-kata
Contoh teknik komunikasi verbal yang digunakan oleh konselor, misalnya dengan konselor bertanya "apa yang ingin anda bicarakan sekarang?" atau juga dengan kalimat "Apakah ada yang bisa saya bantu?". Dalam hal komunikasi seorang konselor haruslah membuat konseli merasa nyaman dan aman untuk bercerita tentang masalahnya, karena jika konseli merasa tidak nyaman dan aman maka konselor akan kehilangan informasi yang dibutuhkan dalam permasalahan konseli.
Teknik Komunikasi Non-Verbal
Teknik komunikasi non-verbal adalah teknik konselor untuk berkomunikasi menggunakan sikap dan memperhatikan menggunakan bahasa tubuh yang seolah-olah mengomunikasikan tanpa suara.
Contoh komunikasi non-verbal adalah:
- Cara duduk, misalnya dengan menyondongkan badan saat mendengarkan konseli bercerita. Cara duduk adalah salah satu cara untuk menmberi kesan rileks dan antusias dalam mendengarkan.
- Senyuman, dapat memberikan kesan mau menerima dan tertarik dengan cerita konseli.
- Anggukan kepala, memberi kesan menerima dan mengerti.
- Gerak-gerik lengan dan tangan
- Berdiam diri, dengan maksud memberi waktu konseli untuk mengatur pikiran dan menenangkan diri. Hal ini dilakukan ketika konseli sulit untuk mengungkapkan perasaannya, konseli malu untuk berbicara, konseli lega saat selesai mengungkapkan perasaan
- Kontak mata; hindari kontak mata memberi kesan mengejar, tidak percaya atau bahkan mempermalukan
- Mimik wajah
- Sentuhan
Nah, Bagi kalian khususnya wanita yang sering menjadi tempat curhat teman atau saudaranya, maka jadilah seorang pendengar yang baik dengan menerapkan teknik komunikasi seperti diatas. Dengan demikian teman yang curhat akan merasa diperhatikan dan akan merasa nyaman jika anda dapat menerapkan teknik komunikasi ala konselor tersebut.