[caption id="attachment_405024" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi/health.Kompas.com"][/caption]
Diet tinggi lemak maupun diet tinggi karbohidrat sama-sama meningkatkan kadar trigliserida darah. Hanya saja, peningkatan pada kadar Trigliserida terlihat lebih tinggi pada kelompok diet tinggi lemak dibandingkan kelompok diet tinggi karbohidrat. Terjadinya peningkatan kadar Trigliserida yang lebih tinggi pada kelompok diet tinggi Lemak bila dibandingkan diet tinggi Karbohidrat dikarenakan beberapa faktor. Diantara faktor yang mempengaruhi adalah besar kecilnya asupan energi.
Peningkatan asupan energi ataupun lemak dari makanan pada kelompok diet tinggi lemak akan menyebabkan peningkatan aktivitas lipogenesis, dan Free Fatty Acid (FFA) atau asam lemak bebas yang terbentuk juga semakin banyak. Selanjutnya terjadilah mobilisasi FFA dari jaringan lemak menuju ke hepar dan berikatan dengan gliserol membentuk Triasilgliserol (TG). Sehingga, semakin tinggi konsumsi lemak, maka semakin tinggi pula sintesa Triasilgliserol di hepar dan semakin tinggi kadar Trigliserida dalam darah.
Peningkatan kadar trigliserida yang terjadi pada diet tinggi karbohidrat disebabkan karena asupan makanan yang tinggi akan karbohidrat, akan meningkatkan kadar fruktose 2,6 bifosfat sehingga fosfofruktokinase-1 menjadi lebih aktif dan terjadi rangsangan terhadap reaksi glikolisis. Reaksi glikolisis yang meningkat ini akan menyebabkan glukosa yang diubah menjadi asam lemak juga meningkat. Asam lemak bebas inilah yang kemudian bersama-sama dengan gliserol membentuk Triasilgliserol (TG). Sehingga sama halnya dengan diet tinggi lemak, semakin tinggi karbohidrat yang dikonsumsi, akan semakin tinggi pula kadar Triasilgliserol di dalam darah.
Pemberian diet tinggi karbohidrat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah lebih cepat bila dibandingkan diet tinggi lemak. Peningkatan kadar glukosa darah ini atau sering disebut dengan hiperglikemia, menyebabkan keadaan hiperinsulinemia, kondisi ini lama kelamaan akan menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin akan menyebabkan penurunan aktivitas dari enzim lipoprotein lipase. Semakin rendah aktivitas enzim Lipoprotein Lipase ini, akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah.
Pemberian diet tinggi karbohidrat yang melebihi 80 % total kalori pada penelitian ini membawa pengaruh pada peningkatan kadar trigliserida. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Samaha et al bahwa ternyata karbohidrat yang selama ini masih dianggap sebagai komponen makanan yang aman sehingga direkomendasikan dalam prosentase yang lebih tinggi. Akan tetapi, akhir- hir ini mulai diperhitungkan peranan karbohidrat tersebut dengan terjadinya aterosklerosis. Kenyataan bahwa angka kejadian penyakit kardiovaskuler juga cukup tinggi di negara-negara yang kandungan utama dari makanannya adalah karbohidratberarti bahwa konsumsi tinggi karbohidrat juga bisa bersifat aterogenik apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
sumber : http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/229/220
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H