Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hamparan sawah dan pegunungan
hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Umar. Sejak kecil, Umar dikenal sebagai anak yang cerdas dan rajin belajar. Ia selalu menyimak dengan saksama setiap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya di madrasah. Suatu hari, gurunya menyampaikan sebuah hadis dari Rasulullah SAW:
_"Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri China."_
(HR. Al-Baihaqi)
Umar tertegun mendengar hadis itu. "Mengapa Rasulullah menyebut negeri China? Apa yang istimewa di sana?" tanyanya penuh rasa ingin tahu.
Gurunya tersenyum. "China adalah negeri yang jauh, tetapi terkenal dengan ilmu pengetahuan dan keterampilannya. Hadis ini mengajarkan kita bahwa menuntut ilmu membutuhkan usaha besar, bahkan jika harus menempuh perjalanan yang sangat jauh."
Sejak saat itu, hati Umar dipenuhi tekad. Ia ingin memenuhi pesan Rasulullah, mencari ilmu sejauh apa pun. Namun, sebagai anak seorang petani sederhana, Umar tahu bahwa perjalanannya tidak akan mudah.
Keberangkatan Umar.
Setelah bertahun-tahun menyimpan cita-cita itu, Umar memberanikan diri berbicara kepada ayahnya.
"Ayah, aku ingin pergi menuntut ilmu ke negeri yang jauh, seperti pesan Rasulullah," kata Umar suatu malam.
Ayahnya terdiam sejenak, menatap wajah putranya yang penuh harapan. "Nak, perjalanan itu tidak akan mudah. Jalanan penuh rintangan, dan kita tidak punya banyak bekal."
"Aku tahu, Ayah. Tapi aku yakin, dengan niat yang tulus, Allah akan membimbingku," jawab Umar.
Akhirnya, sang ayah merestui. Dengan bekal seadanya---beberapa keping uang, roti kering, dan doa restu dari orang tuanya---Umar memulai perjalanan panjangnya.