Lihat ke Halaman Asli

rizky permana

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030135

Ketika Mekanik Beralih Jadi Petani Tanaman Hias dan Kini Sukses di Tengah Pandemi

Diperbarui: 23 April 2021   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kebun tanaman hias Mas Venus-dokumen pribadi

Apa yang Anda bayangkan ketika seorang mekanik yang berbadan kekar dan sangar yang sehari-harinya bergelut dengan oli bekas, baut, tang, palu, obeng, kunci-kunci, dan bisingnya suara mesin motor, beralih menjadi seorang petani tanaman hias?

Perlu anda ketahui bahwa seorang mekanik dibebankan pada pekerjaan yang tidak mudah. Mereka dituntut untuk mencari permasalah dan solusi agar mesin kendaraan bisa berfungsi dengan normal kembali. Kenyataan itulah yang dilakoni oleh Mas Venus sang pemilik bengkel Venus Vespa Servis yang saya wawancarai. Keseharian menjadi seorang mekanik yang sering kali membutuhkan waktu berjam-jam dengan mesin membuat Mas Venus merasa jenuh. Kejenuhan ini tampaknya menjadi alasan Mas Venus untuk mencoba merawat tananam hias istrinya yang terbengkalai.

Mas venus ini memiliki tubuh yang sangar penuh dengan tato, semua orangpun akan memandangnya dengan segan. Saya sendiri pun juga merasa takut dan ragu, namun saya tetap memberanikan diri untuk mewawancarai Mas Venus karena saya yakin bahwa kisah perjuangannya akan menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Setelah saya bertegur sapa dan meminta izin untuk mewawancarai tentang cerita perjalanan usahanya, ternyata Mas Venus bukanlah sosok yang menakutkan seperti pandangan saya sebelumnya. Mas Venus ternyata adalah orang yang sangat ramah dan humoris dibalik penampilan yang terlihat seram dan sangar.

Covid-19 yang mewabah sejak awal tahun 2020 telah membuat perubahan diberbagai sektor, salah satunya adalah sektor bisnis dan usaha. Para pelaku bisnis dan usaha harus berpikir keras memutar otak mereka agar usahanya tetap berjalan di tengah pandemi, bahkan ada yang sampai beralih usaha dan gulung tikar.

Begitu pula dengan usaha bengkel Venus Vespa Servis milik Mas Venus, dulu sebelum pandemi mewabah, banyak sekali orang yang akan memperbaiki vespa di bengkel miliknya. Namun saat pandemi usahanya sedikit terganggu karena adanya pembatasan sosial. Kebetulan sebelum adanya pandemi Mas Venus memiliki hobi merawat dan mengoleksi berbagai jenis tanaman hias yang berawal dari istrinya. Namun seiring berjalanya waktu ternyata tanaman hias yang ia tanam banyak diminati, maka dari itu ia mencoba peruntungannya lewat budidaya tanaman hias.

bengkel vespa Mas Venus -dokumen pribadi

Berubah dari seorang mekanik bengkel menjadi pembudidaya tananaman hias bukanlah hal yang mudah. Ia mengatakan, "Dulu banyak orang mencibir saya, Mas, terutama karena dulu..., saya hidup di dunia motor dengan badan penuh tato seperti ini dan penampilan seperti ini, tetapi setelah terjun dibidang tanaman hias ini saya menemukan ketenangan mas..., kedamaian hati, pikir, dan profit yang sangat menguntungkan, makanya saya kesampingkan bengkel saya dulu dan jadilah saya petani tanaman hias"

Mas Venus mengatakan pada saya "Ya seperti kata pepatah orang Jawa, Witing Treso Jalaran Soko Kulino... (cinta datang karna terbiasa) karena saya sudah terbiasa mengurus..., saya terbiasa melihat..., lama-lama saya jadi suka... dan timbulah cinta''.

Pertama kali Mas Venus membeli indukan tanaman jenis Aglonema yang harganya juga cukup mahal baginya sekitar sebelas juta waktu itu. Ketika Mas Venus ingin memperbanyak Aglonemanya jutru indukan tersebut mati karena salah penanganan. "Yaa... itulah Mas, risiko dan tantangannya memelihara Aglonema" ucapnya.

Dengan matinya indukan diharga yang tidak sedikit itu justru malah membuat Mas Venus semakin tertantang membeli indukan Aglonema lagi. "Soalnya basic saya adalah mekanik Mas..., ada rasa penasaran seperti saya saat mencari permasalah pada mesin yang rusak Mas..., kalau tanaman bisa mati itu kenapa? Makanya saya terus mencari-cari..., saya beli lagi, dan saya perbanyak lagi..., pada akhirnya menemukan sebuah solusi yang pas" ujarnya kepada Saya.

foto Mas Venus dengan tanamanya -dokumen pribadi

Ia juga melanjutkan ceritanya "Jadi dalam bertani itu jangan mudah kapok, kalau kita mudah kapok, yaaah... kalau cuma satu dua kali kita paling sudah ngak bisa menikmati hasilnya". Selanjutnya Ia kembali menjelaskan "Soalnya dalam dunia pertanian itu kita memelihara barang hidup mas, bernyawa..., jadi kalau udah mati ya sudah ngak bisa di apa-apain lagi Mas... Beda sama mesin, itu yang saya pelajari dari Aglonema, jadi yang diperlukan pertama itu cinta, suka dulu, tahu, kenal, pelajari, lakukan."
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline