Lihat ke Halaman Asli

RIZKY PASGARA

Mahasiswa

Keamanan dan Kenyamanan Mulai Terasa Hilang di Kota Sendiri, Begini Keluhan Warga Kota Bandung

Diperbarui: 10 Februari 2023   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi - Rizky Pasgara

Idealnya sebuah kota adalah dimana warganya merasa nyaman, aman, serta damai ketika hidup di dalamnya. Sehingga indeks bahagia masyarakat juga meningkat. Masyarakat menjadi tenang melakukan segala aktivitasnya, alhasil masyarakat bisa lebih produktif. Kondisi ini bisa tercipta ketika tempat tinggal yang ditempati oleh masyarakatnya memberikan kenyamanan dan keamanan. Sama halnya seperti menjaga rumah sendiri, sapu teras yang kotor, pasang pagar agar terjaga dari maling, itu semua semata-mata karena kita ingin tinggal hidup nyaman di rumah.

Kota Bandung telah menjadi rumah bagi 2.527.854 jiwa yang terdiri atas 1.267.661 jiwa penduduk laki-laki dan 1.260.193 jiwa penduduk perempuan menurut sensus penduduk pada tahun 2021. Bukan angka yang sedikit, lebih dari dua juta masyarakat menggantungkan hidupnya di kota ini yang harus dijaga keamanan dan kenyamanannya. Hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah kota dan juga aparat kepolisian. 

Semua orang di dunia pasti ingin hidup nyaman. Akan tetapi apa arti nyaman itu sendiri? Setiap orang pasti mempunyai definisi yang berbeda-beda tentang kenyamanan. Ada yang menyebut hidup nyaman itu dengan mempunyai banyak uang sehingga bisa beli apa saja demi kenyamanan. Ada juga yang mengatakan jika nyaman itu tak butuh uang banyak, yang penting tentram dan tidak memiliki masalah.

Dari kiri ke kanan, Pak Suhendar (76 tahun) dan Pak Jaya (64 tahun). Dokpri

Namun, menurut Pak Suhendar (76 tahun) dan Pak Jaya (64 tahun), dua orang warga asli Bandung yang penulis temui di jalan sekitar Braga ini. 

"Kalau menurut bapak, sih. Kemanan dan kenyamanan (akan) saya rasain, ketika saya bisa nongkrong dan ngobrol sama temen-temen tanpa adanya rasa takut, dibegal-lah, atau ditodong." ujar Pak Jaya (64 tahun)

Kemudian Pak Suhendar (76 tahun) menambahkan "Iya, soalnya sekarang (kota) Bandung lagi rawan, dek. Kalau untuk nongkrong malem-malem, mana berani saya, lebih enak siang-siang gini." ucapnya.

Mereka berdua sepakat mengenai Kota Bandung yang dirasa sudah tidak aman dan nyaman lagi karena banyaknya kejadian kriminal yang mengancam warganya. Berita-berita seperti begal, pengoroyokan, perkelahian antar geng dan sebagainya memenuhi surat kabar dan lini masa media sosial. 

Bahkan,  warganet menjuluki Kota Bandung, sebagai Gotham City. Nama sebuah kota yang menjadi latar pada cerita superhero Batman. Kota yang dipenuhi kejahatan dan tindakan kriminal. Gimana gak disebut sebagai Gotham City? Akhir- akhir ini Kota Bandung lagi marak sekali kriminalitas jalanan di malam hari. Dimulai dari aksi perampokan, kekerasan, pelecehan seksual dan sampai ugal-ugalan di jalan dengan membawa senjata tajam, juga ada.

Ketika berita ini ditulis pun, kembali muncul berita tentang anggota geng motor yang membunuh seorang remaja. 

Dikutip dalam DetikJabar "Aksi brutal Tatan yang juga merupakan anggota geng motor ini terjadi di Kampung Cancabereum, Desa Rancakasumba, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung pada Jumat (3/2) lalu. Persoalan rokok jadi pemicu Tatan tega menghabisi nyawa F." dilansir pada DetikJabar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline