Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Blunder Lagi

Diperbarui: 18 Juni 2015   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanpa terasa debat capres telah memasuki tahap ketiga dengan tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional. Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, debat ketiga ini akan menjadi milik Prabowo karena dalam kampanye, Prabowo-Hatta banyak mengemukakan soal ketidakberdayaan Indonesia di dunia Internasional. Selain itu, Pramono Anung, anggota tim pemenangan Jokowi-JK, juga mengakui bahwa memang Prabowo pasti lebih siap menghadapi tema tersebut. Namun Pramono tetap yakin bahwa Jokowi mampu menjalani debat dengan lancar dengan menekankan pada pembangunan ketahanan nasional yang kuat dalam rangka persaingan global saat ini.

Tetapi meskipun Prabowo dinilai bagus dalam penyampaian visi-misinya, ia tetap mendapat kritikan dari di jagad twitter karena dianggapterlalu banyak menggunakan kata bocor.  Sebenarnya tidak ada yang salah dalam penggunaan kata bocor, namun mungkin masyarakat masih mengingat jelas blunder yang dibuat oleh Prabowo pada debat kedua, yaitu menyebutkan bahwa ada kebocoran anggaran mencapai Rp 1.000 triliun yang langsung dibantah oleh cawapresnya, Hatta Rajasa. Ia juga mengungkapkan kebocoran anggaran versi KPK sebanyak Rp 7.200 triliun, yang lagi-lagi dibantah oleh Ketua KPK Abraham Samad dengan mengatakan bahwa angka tersebut merupakan potensi pendapatan negara yang hilang, bukan kebocoran.

Soal kebocoran tersebut, kali ini Prabowo hanya menyebutkan bahwa adanya kebocoran Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia yang hasilnya sebagian besar mengalir ke luar negeri, sehingga bangsa Indonesia hanya merasakan sedikit kekayaan alam miliknya, tanpa menyebutkan angka kebocoran tersebut. Kritikan untuk Prabowo tidak hanya datang dari penghuni twitter atau para relawan Jokowi-JK, tetapi datang juga dari Jusuf Kalla itu sendiri.

Kalla mengatakan memang kebocoran negara merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan dalam pemerintahan, tetapi jangan jadikan semua masalah solusinya kebocoran. Selain masalah kata bocor, ada satu lagi hal yang mendapat banyak kritikan dari pengguna twitter, yaitu pernyataan Prabowo yang mengaku setuju dengan konsep Jokowi soal masalah TKI.

Kritikan datang karena bukan hanya pada debat ketiga ini Prabowo mengaku setuju dengan Jokowi, namun pada debat sebelumnya juga Prabowo mengatakan bahwa ia setuju dengan Jokowi. Pengamat politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, juga turut mengkritik Prabowo. Emrus mengatakan bahwa Prabowo memang boleh saja setuju dengan Jokowi, tetapi ia juga harus memberikan nilai tambah. Lebih lanjut, Emrus menilai bahwa langkah yang diambil oleh Prabowo ini bukan merupakan langkah yang bijak dalam sebuah pertarungan.

Setelah debat ketiga ini selesai, Jokowi yang diperkirakan kurang diuntungkan dengan temanya, justru malah mendapatkan dukungan yang lebih banyak di twitter. Mungkin saja keunggulan ini juga didapat dari blunder yang dibuat Prabowo tersebut. Tetapi menurut Ari Junaedi, pengamat komunikasi politik Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jokowi memang lebih unggul dibandingkan Prabowo karena menguasai 8 dari 12 aspek penilaian. Selain itu, terbukti juga bahwa seseorang tidak harus memiliki latar belakang militer untuk memahami isu politik luar negeri dan ketahanan nasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline