Masyarakat Indonesia semakin mendekati hari dimana akan diadakan pesta demokrasi lima tahunan, yaitu pemilihan Presiden, yang akan diadakan pada tanggal 9 Juli 2014 nanti. Sebagian besar masyarakat telah menentukan pilihannya antara dua calon presiden, Jokowi dan Prabowo, yang dipercaya untuk melanjutkan tugas SBY sebagai kepala negara. Mulai dari golongan tua hingga pemilih pemula pasti telah menjatuhkan dukungannya kepada capres pilihannya masing-masing karena berbagai alasan, entah itu karena kecocokan visi misi, atau karena cara kampanyenya yang unik, dan lain sebagainya.
Pada pemilu kali ini kedua capres cenderung memperebutkan suara pemilih pemula yang perilaku memilihnya lebih rasional dan otonom, mereka lebih mengutamakan kemampuan para capres dalam memecahkan masalah, dan mempertimbangkan program kerja serta track record capres, tanpa memikirkan faktor-faktor primordial (suku, agama, dan ras). Beberapa lembaga survei, misalnya Poltracking, Lembaga Survei Nasional, dan Political Communication Institute, juga turut ambil bagian untuk mengetahui potensi pemilih dan capres manakah yang cenderung menjadi pilihan bagi para pemilih pemula.
Survei yang baru saja dilakukan untuk melihat kecenderungan pemilih pemula adalah survei dari Political Communication Institute (Polcomm Institute) yang dirilis pada hari Selasa kemarin. Dalam survei tersebut, peneliti senior PolComm Afdal Makkuraga Putra mengatakan bahwa pemilih pemula dengan rentang usia antara 17-22 tahun lebih banyak memilih Jokowi-JK dibandingkan Prabowo-Hatta. Seperti yang telah disebutkan oleh Afdal, pemilih pemula lebih menyukai program nyata dari kandidat dan cenderung mengharapkan peningkatan kesejahteraan.
Selain itu mungkin saja yang menjadi salah satu daya tarik Jokowi terhadap para pemilih pemula adalah visi-misinya tentang pendidikan, yang menurut ekonom dari Universitas Padjajaran, Kodrat Wibowo, lebih banyak berbicara fakta. Disamping visi Jokowi mengenai pendidikan, daya tarik lainnya terhadap pemilih pemula, yaitu pengembangan industri kreatif. Kaum muda sangat mendukung visi Jokowi tersebut, bahkan ada dua kelompok relawan di Semarang yang memperkenalkan visi tersebut kepada masyarakat dengan cara melakukan long march dari depan patung Pangeran Diponegoro Undip hingga bundaran Tugu Air Mancur.
Dengan visi seperti itu, serta banyaknya video kreatif yang mengkampanyekan Jokowi, tentu Jokowi lebih menarik perhatian para pemilih pemula yang belum menentukan pilihannya. Bahkan pada acara penggalangan tanda tangan untuk mendukung Jokowi yang dilakukan oleh relawan Barisan Muda Pinrang (BMP), sudah ada 10 komunitas pemilih pemula yang membubuhkan tanda tangan sebagai komitmennya untuk mendukung Jokowi.
Maka pada paragraf penutup ini, ijinkan saya untuk mengingatkan kepada para pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya agar dapat menjadikan Jokowi sebagai presiden, sehingga dapat membuktikan janjinya mewujudkan semua visi dan misinya tersebut, dan memberikan perubahan kepada Indonesia. Jika pemilih pemula yang posisinya sangat strategis ini memberikan dukungan kepada Jokowi-JK, maka jalan mereka mewujudkan visi-misinya akan semakin lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H