Tertegun dan tak mampu lagi berkata
Mulut terikat benang kebenaran yang tak mampu terbuka
Jantung berdetak menghentakkan arti yang sebenarnya
Apa salahku dengan teori-teori itu?
Hujatan itu tanpa henti menyerangku yang lunglai oleh kenyataan
Tanganku, kakiku, dan segenap asaku menggetarkan emosi yang terus berkobar
Tetapi apa dayaku yang hanya rumput kecil tak berarti dengan teori yang selalu tak tergapai mimpi
Apa lagi yang harus ku yakini dengan kebenaran yang tertulis dalam secarik kertas kusam tak berwarna itu
Tuhan
Berikan petunjuk dari dua persimpangan jalan yang berakar panjang
Dari langkah yang tersesat karena lelah menantang kehidupan