Lihat ke Halaman Asli

Berminat Jadi Seorang Penyunting Naskah?

Diperbarui: 6 Desember 2022   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi mesin tik di atas meja (https://pixabay.com/images/id-2584166/)

Ketika di sekolah, setelah mengerjakan soal ulangan atau ujian dan sebelum mengumpulkan lembar jawaban untuk diberi nilai oleh guru, kalian mungkin akan kembali membaca kalimat per kalimat jawaban tersebut. Memeriksa apakah terjadi kesalahan penulisan kata atau kalimat yang menurut kalian kurang pas.

Apa kalian pernah atau bahkan sering melakukan hal di atas?

Reaksi apa yang muncul ketika menemukan kesalahan dalam lembar jawaban tersebut? Menghapus dan menggantinya dengan kata yang lain, atau malah menambahkan beberapa kata lagi?

Kegiatan seperti itu mungkin lebih tepat disebut dengan mengoreksi, namun itu merupakan contoh kecil dari penyuntingan.

Penyuntingan menjadi hal yang sangat penting dalam dunia penerbitan. Kegiatan menyunting dilakukan untuk mempersiapkan naskah dari seorang penulis untuk disebarluaskan.

Seorang penyunting bertugas menyiapkan naskah sesuai kaidah dan sistematika penulisan, seperti pemilihan diksi yang tepat, ejaan yang sesuai, dan tata bahasa yang efektif sehingga dapat diterima oleh pembaca.

Beberapa syarat untuk menjadi seorang penyunting naskah salah satunya adalah harus menguasai ejaan. Misalnya penggunaan huruf kapital, pemenggalan kata, penggunaan tanda baca, dan sebagainya. Kemampuan ini wajib dimiliki untuk dapat memperbaiki ejaan dari naskah yang digarapnya.

Mengerti susunan kalimat yang baik, kata baku, bentuk-bentuk salah dimengerti, dan pemilihan kata yang tepat juga menjadi kemampuan yang harus dimiliki. Untuk membantu urusan tersebut, maka penyunting perlu sering-sering membuka kamus agar memahami kata beserta maknanya agar tidak salah memilih dan memperbaiki diksi.

Penyunting setidaknya paham mana kalimat yang kurang sopan, kalimat yang halus dan kata mana yang sebaiknya digunakan. Untuk itu, biasanya penyunting perlu mengikuti tulisan para ahli di media cetak dan rutin memantau perkembangan bahasa Indonesia untuk menumbuhkan kepekaan bahasa.

Mencari pengetahuan dari berbagai sumber, baik cetak maupun daring sangat dianjurkan, karena memungkinkan semakin banyak referensi dan ide yang bisa disesuaikan dengan tema naskah yang sedang digarap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline