Permasalahan mengenai keuangan sudah sangat sering dibahas dalam kehidupan sehari-hari dan juga terjadi pada berbagai kalangan termasuk anak-anak. Anak-anak cenderung membahas hanya sebatas seberapa banyak uang yang didapat oleh mereka dari orang tuanya dan mereka membayar berapa untuk barang yang mereka anggap memiliki nilai.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan literasi finansial dimana mereka membicarakan spending mereka untuk membeli suatu barang dan juga seberapa banyak income yang mereka terima. Hal-hal seperti inilah yang cukup sering terjadi di anak-anak usia sekolah dasar.
Orang tua sudah sepatutnya memberikan anak edukasi soal keuangan agar mereka dapat membiasakan diri supaya mereka memiliki sikap yang bijak terhadap uang sebagai alat tukar-menukar.
Anak perlu dibiasakan dalam merencanakan dan mengatur keuangan yang menyesuaikan pada kebutuhan dan keinginannya sendiri sebab, di dunia yang penuh ketidakpastian ini sangatlah penting untuk mempersiapkan kondisi dari berbagai ancaman termasuk ancaman ekonomi.
Memang ini terkesan menakut-nakutkan dan melebih-lebihkan namun tidak ada salahnya bagi mereka untuk setidaknya memiliki keterampilan dasar dalam mengelola keuangannya sendiri.
Tidak hanya oleh orang tua, lembaga pendidikan pun sudah seharusnya merekonstruksi cara berpikir siswa soal keuangan khususnya siswa sekolah dasar. Mereka perlu diberikan pemahaman lebih soal personal financial management atau manajemen keuangan pribadi. Sebab, tingkat literasi Indonesia berada di peringkat 71 dari 77 negara di dunia menurut studi Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018 lalu dan juga tingkat literasi finansial yang masih rendah. Berdasarkan hal tersebut, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia berinisiatif untuk mengadakan literasi finansial khusus untuk siswa sekolah dasar kelas VI. Program literasi finansial yang menjadi bagian dari salah satu program Kuliah Kerja mahasiswa UPI merupakan program yang cukup penting karena:
- Mampu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan literasi finansial di dalam kehidupan sehari hari anak
- Mampu mempraktikkan gaya hidup moderasi atau ugahari di dalam keluarga,
- Berdisplin dalam menabung dan melakukan investasi untuk masa depan sekaligus bertahan di masa sulit dan darurat,
- Mendorong dan menginspirasi anak untuk berbagi dan berempati,
Adapun rangkaian kegiatan edukasi literasi finansial yang dilakukan oleh mahasiswa UPI ini antara lain:
- Mengenalkan pengertian literasi, finansial dan literasi finansial
- Memberikan pemahaman terkait mengapa belajar literasi finansial itu penting
- Mengenalkan beberapa kegiatan literasi finansial yang mudah dilakukan
- Mengenalkan perusahaan atau lembaga tempat menabung, investasi dan beramal.
- Mengadakan kuis doorprize sederhana.
Pemaparan materil literasi finansial ini tak sedikit membuat siswa turut senang karena pembelajarannya yang edukatif dan siswa pun antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Selain itu, bahan ajar yang digunakan juga cukup aplikatif untuk siswa sehingga mereka tidak lagi bingung bagaimana langkah-langkah menabung yang baik dan konsisten. Lebih lanjut, berikut ini merupakan metode praktik literasi finansial yang digunakan oleh pemateri berdasarkan metode para ahli keuangan:
- Dalam mengajarkan keuangan anak perlu paham 'pos-pos' pemasukan uang alias income yang bisa didapat. Seperti contoh; bekerja, berinvestasi, berdagang/berbisnis, menabung dan sebagainya
- Anak perlu diajarkan perbedaan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants), dengan begitu anak dapat melatih kesabarannya secara berkala sehingga tertanam dalam pikirannya.
- Anak juga perlu paham yang namanya pengeluaran (spending). Hal ini penting untuk diketahui anak agar mengubah cara pandang mereka agar tidak menjadi orang yang boros dan tidak juga 'pelit'
- Hal terakhir yaitu beramal, anak perlu sadar bahwa harta yang diamalkan tidak membuat seseorang miskin tetapi menjadikan oragn tersebut bertambah kaya.
Pada dasarnya tidak rumit untuk menajarkan anak literasi keuangan, hanya saja peran orang tua dan guru menjadi faktor yang fundamental untuk mendukung dan memfasilitasi anak untuk terus mau belajar dan berkembang.